Manusianya yang ditangguhkan, bukan medsosnya yang dibatasi."
Semarang (ANTARA) - Pendiri Rumah Pancasila Yosep Parera meminta negara menguatkan jiwa Pancasila dalam praktik hidup berbangsa dan bernegara untuk menghadapi provokasi yang bermaksud merusak sendi-sendi kehidupan di Indonesia, di banding hanya membatasi akses media sosial dalam menghadapi permasalahan itu.

"Hari Kesaktian Pancasila menjadi momentum penyadaran bagi diri kita, sudah Pancasilais kah kita sebagai warga negara," kata Yosep di Semarang, Senin.

Baca juga: Akademisi: Pancasila sakti dengan interpretasi nilai budaya

Baca juga: Yosep Parera: merekrut rektor asing tak sejalan dengan Pancasila

Baca juga: Yosep Parera: Menghafal Pancasila tanpa mengamalkan sama seperti robot


Ia menyebut ada upaya dari luar maupun dalam yang ingin merusak sendi-sendi hidup berbangsa dan bernegara.

Ia mencontohkan ancaman yang datang dari dalam seperti upaya mengganti ideologi negara oleh oknum tertentu.

Kemajuan teknologi informasi, kata dia, menyebabkan upaya provokasi dengan menyebarkan berita bohong cukup masif terjadi di media sosial.

Baca juga: Siti Zuhro: Penerapan Pancasila butuh panutan, bukan sekadar slogan

Baca juga: KPAI: Penguatan karakter berdasarkan Pancasila hal yang fundamental

Baca juga: Sekjen MPR sebut kognisi Pancasila generasi muda jangan terputus


Namun, lanjut dia, pemerintah tidak seharusnya berkutat terhadap upaya membatasi akses media sosial dalam memerangi ancaman yang ingin merusak sendi-sendi kehidupan berbangsa dan bernegara.

"Manusianya yang ditangguhkan, bukan medsosnya yang dibatasi," katanya.

Berbagai upaya yang dilakukan untuk mempertebal jiwa Pancasila antara lain dengan pendidikan karakter pada generasi muda hingga edukasi kepada pelajar sejak tingkat dasar.

Ia menegaskan membentengi diri dengan Pancasila merupakan benteng terkuat menjaga kedaulatan NKRI.

Pewarta: Immanuel Citra Senjaya
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2019