Jayapura (ANTARA) - Yayasan Wahana Visi Indonesia (WVI) Kabupaten Jayapura, Provinsi Papua membantu tandon penampungan air bersih untuk pengungsi asal Wamena, Kabupaten Jayawijaya terutama anak-anak yang masih ditampung di Tongkonan, Kotaraja, Distrik Abepura.

Koordinator WVI Kabupaten Jayapura, Wangsit Panglikur di Jayapura, Kamis, mengemukakan tandon penampungan air bersih itu disiapkan buat pengungsi terutama anak-anak guna mencuci tangan agar tetap bersih dan sehat.

Dengan kehadiran air tandon itu, menurut dia, sehingga walaupun ada di tempat pengungsian namun menjadi pintu masuk untuk tetap menjaga kebersihan. Kehadiran tandon air itu juga sebenarnya membantu pihaknya untuk mengajarkan anak-anak pengungsi bagimana cuci tangan yang benar dan sehat.

"Kehadiran tandon air itu juga memudahkan akses untuk anak-anak pengungsi belajar cuci tangan yang baik dan benar, tapi juga memudahkan akses untuk pengungsi orang dewasa lainnya untuk dapat cuci tangan," ujarnya.

Dia mengatakan, tandon air bersih yang dipasang itu ada selama anak-anak pengungsi masih sementara ditampung dengan orang tuanya di Tongkonan.

"Tidak hanya tandon yang dipasang, kami juga memasang dua tenda darurat untuk pengungsi terutama anak-anak," ujarnya.

Menurut dia, tenda darurat itu dipasang sejak Senin (7/10), tandon air juga dipasang sejak Senin (7/10) malam dan akan ada selama pengungsi masih ditampung di Tongkonan.

Untuk pengadaan air di tandon, tambah dia, pihaknya bekerja sama dengan pihak kepolisian dan PDAM untuk mendatangkan air untuk diisi jika sudah berkurang.

Demonstrasi yang berujung kerusuhan di Wamena, pada Senin, 23 September 2019 itu menyebabkan 33 orang meninggal dunia, baik warga pendatang maupun warga Papua.

Pendemo juga merusak dan membakar ratusan bangunan milik pemerintah maupun swasta di daerah tersebut.
Baca juga: Papua Terkini - Mahasiswa Poltekes kumpulkan bantuan pengungsi Wamena
Baca juga: 88 Pengungsi diterbangkan kembali ke Wamena
Baca juga: IKT nyatakan Pemprov Sulsel siap jemput 1.400 pengungsi Wamena

Pewarta: Musa Abubar
Editor: Tunggul Susilo
Copyright © ANTARA 2019