Jakarta (ANTARA) - Indonesian Conference on Religion and Peace (ICRP) mengajak seluruh pihak untuk tidak lagi menggunakan isu-isu agama dalam melanggengkan kepentingan politik dan kekuasaan.

"Kita juga menyadari bahwa warna politik di dalamnya sangat kuat. Setiap isu yang terkait macam ini dengan gampang ditelusuri di baliknya adalah kepentingan Pilkada, kepentingan untuk mendapatkan suara yang banyak," kata Sekretaris Jenderal ICRP, Johannes Haryanto, di Jakarta, Jumat.

Hal tersebut dia sampaikan usai bertemu Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan, Mahfud MD, membahas beberapa kasus intoleransi yang belakangan terjadi di Indonesia.

Sosok yang akrab disapa Romo Haryanto itu menilai kasus-kasus intoleransi agama yang terjadi biasanya dilatarbelakangi kepentingan politik, terutama berkaitan dengan Pilkada.

Dalam banyak kasus intoleransi, kata dia, kalangan minoritas biasanya akan menjadi korban. "Ini khan praktik politik kanibal. Ini yang kita dorong supaya mari kita tinggalkan itu. Kita angkat ke permukaan," ujarnya.

Menurut dia, praktik politik semacam itu yang menggunakan isu agama, jika dibiarkan akan mencoreng kesucian agama.

"Khan akhirnya yang diperalat khan agama, yang mendapat muka buruk itu agama. Padahal, yang diperjuangkan kepentingan politik satu kelompok," katanya, menyayangkan.

Oleh karena itu, ia juga mengajak masyarakat untuk lebih berpikir jernih dalam menghadapi berbagai persoalan, terutama yang berkaitan dengan intoleransi agama. "Kita berusaha berusaha kurang lebih menyegarkan kembali kesadaran kita sebagai bangsa dengan meninjau sejumlah kasus terakhir yang ada," katanya.

Pewarta: Zuhdiar Laeis
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2020