Jakarta (ANTARA) - Hasil survei nasional Cyrus Network menyatakan sebanyak 72 persen responden menyakini program kartu pra kerja telah memberikan manfaat dalam penciptaan lapangan kerja.

"Sebagian besar masyarakat mendukung dan mengapresiasi langkah pemerintah menunaikan janji kampanye ini," kata pengamat kebijakan publik Riswanda yang dilibatkan sebagai tim ahli dalam survei ini di Jakarta, Senin.

Riswanda menambahkan sebanyak 69 persen responden dalam survei itu juga menganggap keberadaan kartu pra kerja dalam masa pandemi ini sudah tepat.

Baca juga: Lembaga Kajian: Penyempurnaan Kartu Prakerja ke ranah wirausaha tepat

"Masyarakat mulai sadar bahwa peningkatan skill dan keterampilan tenaga kerja untuk menyongsong lapangan kerja baru yang mungkin tercipta pada masa pasca-pandemi sangat penting," katanya.

Ia menambahkan sebanyak 83 persen responden menganggap peningkatan skill kerja selama masa pandemi perlu dilakukan.

Pelatihan-pelatihan skill yang paling diminati oleh responden dalam survei ini adalah pelatihan-pelatihan yang menunjang kemandirian agar bisa membuka usaha sendiri.

Pelatihan yang menjadi favorit responden antara lain kewirausahaan 42,2 persen, pelatihan keuangan 37,6 persen, pelatihan pertanian dan perikanan 25,1 persen serta pelatihan memasak dan membuat kue 14,6 persen.

Baca juga: Asosiasi ajak e-commerce mitra Kartu Prakerja jalankan amanah Presiden

Beberapa pelatihan yang berujung kemandirian lebih diminati dibandingkan keterampilan yang membutuhkan keahlian khusus seperti programmer computer 5,4 persen atau IT dan analytic 3,7 persen.

Meski sempat menuai polemik, hasil survei ini juga menyatakan bahwa sebanyak 63 persen responden merasa tepat atas penunjukkan Kemenko Perekonomian sebagai pihak penyelenggara program kartu prakerja.

Riswanda juga memaparkan beberapa catatan yang dapat menjadi perbaikan dalam pelaksanaan kartu prakerja salah satunya terkait kemudahan akses pendaftaran.

"Sejauh ini 51 persen responden menganggap proses pendaftaran kartu prakerja itu tidak mudah," katanya.

Selain itu, tambah Riswanda, separuh responden yang mengetahui program ini atau sebesar 49 persen juga menganggap informasi soal penerima kartu prakerja tidak terbuka.

Survei ini dilaksanakan pada 16-20 Juli 2020, secara tatap muka dengan responden sebanyak 1.230 orang yang tersebar secara proporsional di 34 provinsi. Margin of error survei ini adalah sebesar +/- 2,85 persen.

 

Pewarta: Satyagraha
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2020