Pekanbaru (ANTARA) - Tim Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) kembali melakukan operasi ketiga di Provinsi Riau untuk tahun ini sejak 24 Juli lalu dan menyatakan sudah berhasil menghasilkan hujan sekitar 2,2 juta meter kubik air.

Kepala Balai Besar Teknologi Modifikasi Cuaca (BBMTC-BPPT) Tri Handoko Seto, dalam pernyataan pers kepada ANTARA di Pekanbaru, Senin, mengatakan operasi untuk menghasilkan hujan buatan itu bertujuan untuk mencegah kebakaran hutan dan lahan atau Karhutla yang rawan terjadi di Riau.

“Ini operasi TMC ketiga untuk pencegahan Karhutla di Riau. Dilaksanakan bertahap sejak awal tahun. Strategi pencegahan karhutla seperti ini sangat efektif sehingga tidak perlu menunggu terjadi kebakaran yang meluas dan sangat sulit bahkan nyaris tidak mungkin dipadamkan,”” ujarnya.

Baca juga: TMC bisa jadi solusi permanen pengendalian karhutla

Menurut Tri Handoko Seto, berdasarkan historis fluktuatif jumlah titik hotspot di wilayah Riau cenderung meningkat pada Maret dan periode puncak pada Agustus hingga September. "Jadi bulan Juli tepat dilaksanakan operasi kembali," ujarnya.

Pelaksana Harian Kepala BBTMC, Sutrisno, mengatakan timnya telah memperoleh data ketinggian air tanah di lahan gambut. Berdasarkan instumentasi pemantauan Badan Restorasi Gambut (BRG) lebih dari 70 persen menunjukkan nilai rawan atau bahaya.

“Kondisi ini sudah terjadi sejak awal bulan Juli. Untuk itu perlu dilaksanakan upaya pembasahan kembali, salah satunya dengan teknologi modifikasi cuaca, agar ketinggian air tanah di lahan gambut dapat naik kembali,” katanya.

Sutrisno yang juga menjabat Koordinator Bidang Pelayanan Teknologi BBTMC mengatakan, operasi TMC Riau diaktifkan kembali atas arahan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan kepada Badan Nasional Penanggulangan Bencana selaku pemegang pendanaan kegiatan ini.

Baca juga: BPPT modifikasi cuaca di Kalimantan antisipasi karhutla

Penerbangan pertama operasi pencegahan Karhutla di Riau dimulai pada Jum’at 24 Juli lalu diperkuat pesawat CASA 212 no registrasi A-2107 milik TNI-AU. Posko TMC dipusatkan di Lanud Roesmin Nurjadin, Pekanbaru Riau dengan tim yang terdiri dari flight scientist BBTMC dan tim TNI AU. “Setiap hari terjadi hujan dan hingga kemarin total volume hujan capai 2,2 juta meter kubik,” ujar Halda Aditya Belgaman, koordinator Lapangan TMC-BBTMC Posko Riau.

Seperti diketahui, BBTMC- BPPT mulai terjunkan tim untuk melaksanakan siaga darurat karhutla di Riau melalui operasi TMC sejak pertengahan Maret lalu . Operasi TMC kedua dilaksanakan pada pertengahan Mei 2020.

Selain Provinsi Riau, BBTMC juga tengah siapkan operasi siaga darurat Karhutla di Sumatera Selaran, Jambi, Kalmantan Barat, Kalimantan Tengah dan Kalimantan Selatan. (BBTMC). *

Baca juga: Menteri LHK: TMC berlanjut hingga September untuk cegah karhutla
Baca juga: Modifikasi cuaca BPPT berhasil tingkatkan volume waduk di Batam
Baca juga: Cegah karhutla, KLHK inisiasi TMC di Sumsel dan Jambi


Pewarta: FB Anggoro
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2020