Mamuju (ANTARA News) - Dua warga asal Provinsi Bali, Ahmad Arief (71 thn) dan Suprayitno (55) diselamatkan nelayan tradisional di perairan Mamuju, Selat Makassar, setelah kedua korban nahas itu sempat terombang-ambing di tengah lautan selama lima hari.

Hal ini dikatakan Kepala Stasion Radio Pantai Mamuju, Sulbar, Cahaya Hamal, di Mamuju, Selasa, setelah melakukan komunikasi langsung dengan teknisi menara suar (TMS), Pulau Ambo, Hasanuddin.

Menurutnya, kedua korban kapal tenggelam itu diselamatkan oleh nelayan tradisional di wilayah kepulauan Ambo, Desa Balak-Balakang Timur, Kecamatan Balak-Balakang yang terletak di wilayah teritorial perbatasan perairan Mamuju dan Kalimantan Timur.

"Kedua korban yang mengalami nasib nahas itu menyelamatkan diri dengan menggunakan perahu kecil (Sampan) setelah kapal yang ditumpangi tenggelam di wilayah perairan Selat Makassar sejak lima hari yang lalu," tuturnya.

Ia mengungkapkan, nelayan tradisional Pulau Ambo, berhasil melakukan evakuasi terhadap kedua korban sekitar pukul 08.30 Wita dalam kondisi yang sangat memprihatinkan.

"Kondisi kedua korban sangat memprihatinkan karena sudah lima hari tidak pernah makan dan minum sejak mengalami musibah," ungkapnya.

Dia menuturkan, keduanya kini sedang mendapat perawatan dan ditempatkan di salah satu rumah kepala dusun setempat.

Cahaya menuturkan, kedua korban tersebut sebelumnya berlayar dari Sulawesi Tengah dengan tujuan menuju ke Pulau Bali, namun di tengah perjalanan kapal yang ditumpangi diterjang badai dan terbalik di perairan Mamuju.

"Keduanya masih sempat menyelamatkan diri dengan menggunakan perahu sampan, namun demikian, kami belum memastikan apakah masih ada korban lainnya yang belum ditemukan karena hingga saat ini kami belum mendapat konfirmasi resmi jumlah penumpang kapal nahas itu," ujarnya tanpa menyebut kapal yang tenggelam itu.

Ia menambahkan, kedua korban yang selamat tersebut masing-masing warga yang tinggal di Lingkungan Ace Barat Gang II, Kelurahan imanuk, Kecamatan Malaya, Kabupaten Jembrana, Bali.(*)

Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009