BIN telah melakukan pendidikan intelijen khusus rajawali dengan pola baru untuk menyiapkan agen-agen prajurit intelijen 4.0 yang siap tempur, andal tangguh, dan berkelas dunia.
Jakarta (ANTARA) - Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Jenderal (Purn.) Budi Gunawan menyebutkan Sekolah Tinggi Intelijen Negara (STIN) membuka program studi baru, yakni Intelijen Medik untuk menghadapi tantangan pandemi yang terjadi, seperti COVID-19 sekarang ini.

"Hal ini merupakan pembelajaran sekaligus menjawab tantangan terjadinya pandemi virus corona atau COVID-19 yang melanda Indonesia dewasa ini," kata Budi Gunawan dalam pernyataan tertulis di Jakarta, Kamis.

Dengan dibentuknya program studi tersebut, dia berharap cetakan-cetakan STIN akan siap dan mampu mencari jalan keluar apabila ancaman-ancaman pandemi kembali terjadi lagi di Indonesia.

Baca juga: Puan resmikan patung Bung Karno di STIN

STIN juga menambah program studi S-2 di bidang intelijen medik yang akan dimulai akhir September ini. Hal ini untuk menghadapi ancaman pada masa depan, seperti ancaman di bidang pandemi.

"Pada tahun 2021 akan dikembangkan lagi program studi baru S-1 dan S-2 Intelijen Cyber dan S-2 Intelijen Ekonomi dan membuka Program S-3 Ilmu Intelijen Strategis," kata Budi menjelaskan.

Dalam sambutannya di STIN, Bogor, Budi menyampaikan langkah tersebut merupakan salah satu pembaruan atau modernisasi guna mewujudkan STIN sebagai kampus yang bertaraf internasional dan mampu menghadapi tantangan dan ancaman NKRI.

Langkah-langkah pembaruan itu, kata dia, dimulai dengan pembaruan statuta STIN, pembaruan artefak gerbang utama Yuda Waskita sebagai simbol tempat didik para prajurit bayang-bayang dan prajurit perang pikiran.

"Hal itu sekaligus melambangkan STIN telah masuk era baru yang mampu menghasilkan insan-insan intelijen yang tangguh, hebat, dan berkelas dunia," kata Budi.

Baca juga: Taruna STIN bangga tampil orkestra dalam Sidang Tahunan MPR

Terkait dengan peningkatan kemampuan SDM, Budi mengatakan bahwa BIN telah melakukan pendidikan intelijen khusus rajawali pada tahun 2020 dengan pola baru untuk menyiapkan agen-agen prajurit intelijen 4.0 yang siap tempur, andal tangguh, dan berkelas dunia sesuai dengan dinamika ancaman tugas ke depan.

"Semuanya itu merupakan simbol pembaruan STIN menuju institusi pendidikan berkelas dunia," katanya.

Ia mengaskan bahwa hal itu sebagai upaya antisipasi menghadapi pandemi COVID-19, selaras dengan perintah Presiden yang telah menegaskan betapa pentingnya Indonesia melakukan transformasi digital pada era kontak less berupa cakupan konektivitas, perubahan-perubahan digital, road map digitalisasi, integrasi data nasional, dan SDM data nasional yang berbasis digital.

Menurut Budi, modernisasi STIN tersebut merupakan upaya untuk meningkatkan kemampuan SDM BIN dalam menghadapi dan mengatasi potensi ancaman yang membahayakan terhadap keselamatan dan keutuhan kedaulatan NKRI.

Baca juga: Pakar: Imigrasi bisa libatkan praktisi dari luar

Pada kesempatan itu, Kepala BIN juga membuka Area Kesatrian Bung Karno, didampingi oleh Ketua DPR Puan Maharani, Ketua MPR Bambang Soesatyo, Menpa RB Tjahjo Kumolo, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, serta pejabat lainnya.

Hadir pula secara virtual mantan Presiden RI Megawati Soekarnoputri yang memberikan sambutan terkait dengan pesan-pesan kebangsaan dari presiden pertama RI Soekarno.

Pewarta: Zuhdiar Laeis
Editor: D.Dj. Kliwantoro
Copyright © ANTARA 2020