Jakarta (ANTARA) - Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Nizam, mengatakan Indonesia telah memiliki kerangka atau landasan Strategi Nasional Kecerdasan Artifisial yang berfokus pada dua hal.

Pertama, pengembangan ekosistem pembelajaran kecerdasan buatan (AI Learning), dan juga ekosistem inovasi kecerdasan buatan (AI Innovation).

"Tujuan dari strategi untuk pengembangan AI, antara lain menyiapkan talent pool untuk AI yang sesuai dengan kebutuhan industri. Kedua, menyiapkan talenta yang dapat membuat lapangan kerja baru dengan kreativitas dan inovasi, serta menyiapkan talent pool yang dapat berkompetisi secara nasional dan global," ujar Nizam dalam "Huawei Asia Pacific Ascend Ecosystem Online Forum 2020," Jumat.

Baca juga: Smartfren-Whale Cloud kerja sama tingkatkan layanan pelanggan

Baca juga: Dataiku kumpulkan 100 juta dolar, perluas kepemimpinan pasar AI


Selain fokus pada pengembangan talenta digital, Strategi Nasional Kecerdasan Artifisial juga akan memprioritaskan lima area, yakni edukasi dan riset, kesehatan, mobilitas dan kota cerdas, keamanan pangan, serta reformasi birokrasi.

Lima area tersebut, Nizam melanjutkan, menjadi fokus implementasi kecerdasan buatan, selain juga menyoroti isu lain, seperti industri dan pertanian.

Selanjutnya, implementasi pada keilmuan kecerdasan buatan di perguruan tinggi juga menekankan pada pentingnya AI dalam sektor edukasi.

"Untuk merangkul iklim digitalisasi baru dalam pendidikan, dan juga untuk membuat kampus lebih pintar dan membuat lingkungan belajar sesuai dengan yang dibutuhkan era abad-21," kata Nizam.

Nizam mengatakan, mengutip riset McKinsey, 23 pekerjaan akan hilang di Indonesia dikarenakan revolusi industri, namun pada saat bersamaan pekerjaan baru diharapkan akan muncul.

Sebagai hasil dari kreativitas dalam bidang teknologi, sebanyak 27-46 juta pekerjaan baru akan muncul, bahkan pekerjaan yang belum pernah ada sebelumnya. Dengan demikian, talenta digital diharap dapat lahir.

"Ini hanya akan dapat terjadi jika kita bergandeng tangan, antara kampus dan industri, sehingga kita bisa jalan bersama untuk menyiapkan talent pool, dan juga riset dan pengembangan inovasi dalam AI di semua sektor," ujar Nizam.

Salah satu partner pemerintah dalam pengembangan ekosistem AI, baik dalam hal riset dan pengembangan, maupun pengembangan talent pool, adalah penyedia solusi teknologi informasi dan komunikasi, Huawei.

Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kemendikbud dan Huawei telah menandatangani nota kesepahaman (MoU) dalam penerapan e-learning, pelatihan TIK, untuk mendukung talenta Indonesia dalam sektor Teknologi dan Informatika pada Juli 2020.

Baca juga: Zoho Workplace digunakan 15 juta pelanggan di masa pandemi

Baca juga: Huawei berharap penyebaran jaringan 5G global cepat merata

Baca juga: FOX Sports gunakan AI dari Google Cloud untuk manajemen video

 

Pewarta: Arindra Meodia
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2020