Penggunaan teknologi akan diintensifkan untuk mengurangi ketergantungan kita terhadap impor garam industri
Jakarta (ANTARA) - Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN) Bambang Brodjonegoro mengatakan pemerintah akan mengintensifkan penggunaan teknologi untuk meningkatkan kualitas garam rakyat.

"Penggunaan teknologi akan diintensifkan untuk mengurangi ketergantungan kita terhadap impor garam industri," ujar Bambang Brodjonegoro dalam konferensi pers seusai mengikuti rapat terbatas dengan Presiden Joko Widodo di Jakarta, Senin.

Baca juga: Presiden catat dua masalah utama dalam industri garam rakyat

Bambang menyampaikan kebutuhan impor garam industri nasional 2,9 juta ton per tahun dengan kebutuhan terbesar yakni sebanyak 2,3 juta ton adalah untuk chlor alkali plant (CAP).

Sementara kebutuhan untuk garam aneka pangan sekitar 540.000 ton dan yang lebih kecil yakni untuk pertambangan serta farmasi.

Menurut Bambang, sentuhan teknologi yang akan dikedepankan salah satunya yakni untuk garam aneka pangan, di mana garam aneka pangan ini akan meningkatkan penyerapan garam rakyat.

"Saat ini, teknologi yang dikembangkan adalah garam industri terintegrasi. Maksudnya ini adalah pabrik garam yang terintegrasi langsung dengan lahannya sehingga para petani garam nantinya bisa menjual hasil garam rakyatnya yang natrium klorida (NaCl) di bawah 90 persen kepada pabrik sementara pabrik meningkatkan kualitas garam itu hingga NaCl di atas 97 persen," kata dia.

Baca juga: Presiden gelar rapat terbatas soal peningkatan penyerapan garam rakyat
Baca juga: Presiden Jokowi: Masalah garam rakyat tidak pernah dicari jalan keluar

Pewarta: Rangga Pandu Asmara Jingga
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2020