Bandung (ANTARA) -
Balai Besar Pengembangan Latihan Kerja (BBPLK) Bandung memastikan pelatihan tatap muka kepada peserta potensi tenaga kerja digelar dengan menerapkan protokol kesehatan COVID-19 secara ketat.
 
Kepala Seksi Pemberdayaan BBPLK Bandung Elyana Silmia mengatakan BBPLK Bandung belum memungkinkan pelatihan digelar secara daring, karena jenis kejuruan yang ada di BBPLK Bandung itu berkaitan dengan mesin-mesin yang besar.
 
"Karena kejuruannya tidak memungkinkan untuk praktik secara daring, seperti Teknik Otomotif. Misalnya sepeda motor, kita tidak boleh melakukan pembatasan jenis motornya, pelatihannya banyak jenis motor, itu kurang efisien kalau daring," kata Elyana di BBPLK Bandung, Jalan Gatot Subroto, Kota Bandung, Jumat.

Baca juga: Pemerintah manfaatkan BLK Komunitas tingkatkan kapasitas pekerja

Baca juga: Pelatihan keterampilan solusi atasi pengangguran akibat COVID-19
 
Di BBPLK Bandung juga ada pelatihan dengan kejuruan Teknik Manufaktur. Pelatihan dalam kejuruan itu melibatkan mesin-mesin yang cukup besar, sehingga praktiknya tidak mungkin dilakukan secara daring.
 
"Itu kan peralatan besar dan peralatannya harganya mahal, nggak mungkin kita minta peserta memiliki peralatan itu sendiri untuk kegiatan praktiknya di rumah," katanya.
 
Tempat pelatihan kerja di Bandung yang berada di bawah naungan Kementerian Ketenagakerjaan itu memiliki tiga kejuruan program pelatihan, yakni Teknik Otomotif, Teknik Manufaktur, dan Teknik Refrigerasi.
 
Ia mengatakan proses pelatihan tatap muka digelar dengan semaksimal mungkin menerapkan protokol kesehatan COVID-19. Mulai dari penyediaan wastafel di setiap sudut bangunan tempat pelatihan dan penyediaan alat pelindung diri bagi peserta.
 
"Mereka punya meja dan kursi masing-masing di kelas pelatihan, sudah ada namanya. Jadi tidak boleh duduk sembarangan," katanya.

Baca juga: Pemerintah siapkan program pelatihan bagi pekerja terdampak COVID-19
 
Selain itu, setiap peserta juga diberikan peralatan masing-masing untuk menunjang proses pelatihan. Namun, bagi peralatan yang terbatas masih digunakan secara bersama."Kalau peralatannya yang terbatas, setiap selesai digunakan langsung dibersihkan (disinfektan)," katanya.
 
Peserta, pada awal program pelatihan sudah dilakukan tes cepat COVID-19. Jika ada peserta yang ditemukan reaktif COVID-19, akan dikembalikan untuk ditindaklanjuti Satuan Tugas COVID-19 daerah asalnya. "Selama di sini, sampai program pelatihan selesai, peserta dilarang keluar kompleks BBPLK, bahkan ke depan (gerbang) juga tidak boleh," katanya.
 
Namun, ia memastikan sudah menyiapkan petugas untuk memenuhi kebutuhan para peserta pelatihan selama program pelatihan. "Kebutuhan mereka terpenuhi kok, mereka nggak boleh keluar sama sekali, di awal juga kita sudah menyampaikan, kalau nggak sanggup ya mundur, kalau sanggup ya itu konsekuensinya," paparnya.
 
Untuk di lingkungan asrama, pihak BBPLK menerapkan pembatasan keterisian. Sebelum pandemi, kamar di asrama bisa diisi oleh empat orang, namun kini hanya diisi dua orang. "Mereka dari awal sudah dikasih masker, hand sanitizer, kalau sudah habis, kita tambah," katanya.

Baca juga: Pemerintah siapkan 60 jenis pelatihan prakerja

Baca juga: Pakar SDM ingatkan pentingnya pelatihan bagi karyawan

Pewarta: Bagus Ahmad Rizaldi
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2020