Setahun terakhir, kami sudah berkomunikasi dengan diaspora Indonesia di luar negeri agar mau menjadi partner dagang dari pengusaha UMKM di Jatim
Surabaya (ANTARA) - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menilai "UMKM Virtual Expo" menjadi terobosan membangun akses pasar bagi seluruh produk lokal ke luar negeri.

"Pasar UMKM, akan terbantu dengan membuka pintu dan ruang baru dalam memasarkan hasil produksinya," ujarnya di sela membuka "UMKM Virtual Expo" secara daring di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Jumat.

UMKM Virtual Expo merupakan inisiasi Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Jawa Timur yang bersinergi dengan Pemprov Jatim dan pemerintah kabupaten/kota, serta Kadin.

Menurut Khofifah, program tersebut juga bisa membangun akses diaspora Indonesia di luar negeri, khususnya yang bekerja sama dengan Jatim, yaitu diaspora Indonesia di Qatar, Mesir, dan Afrika Selatan.

"Besar harapan kami kepada diaspora Indonesia di luar negeri agar bisa membantu membangun akses pasar bagi produk UMKM Jatim," ucapnya.

Mantan Menteri Sosial itu juga menyampaikan bahwa selama ini ada beberapa kendala yang dialami UMKM saat melakukan ekspor, semisal tentang proses perizinan, sertifikasi, dokumen ekspor dan proses pembayaran.

"Dengan adanya diaspora di negara tujuan ekspor, diharapkan bisa mempermudah dan memberikan informasi agar bisa diakses oleh para UMKM yang akan melakukan ekspor," katanya.

Di masa pandemi COVID-19 ini, kata dia, UMKM Jatim secara konsisten diberikan bantuan melalui berbagai program oleh pemerintah, baik pusat maupun provinsi.

Baca juga: Bank Indonesia dorong UMKM Jatim masuki pemasaran daring

Bantuan tersebut diberikan mulai dari hibah Banpres PUM, Kredit Usaha Rakyat (KUR), Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN), dan dana bergulir dan sebagainya yang diharapkan mampu menggerakkan roda ekonomi UMKM di Jatim.

"Artinya, dengan kolaborasi antara pemerintah, BI dan Diaspora maka menjadi pintu pembuka harapan baru bagi pelaku UMKM Jatim untuk bisa memperluas pasar, khususnya perdagangan antarnegara," katanya.

Kepala Perwakilan BI Jatim Difi Ahmad Johansyah menjelaskan bahwa peran UMKM di negara berkembang sangat signifikan, khususnya bagi perekonomian.

"Setahun terakhir, kami sudah berkomunikasi dengan diaspora Indonesia di luar negeri agar mau menjadi partner dagang dari pengusaha UMKM di Jatim. Sudah dimulai Malaysia dan Singapura, lalu selanjutnya menyambungkan UMKM Kediri dengan Belanda dan Australia," katanya.

UMKM diakuinya memiliki kontribusi besar dalam mendorong penciptaan lapangan pekerjaan, sekaligus mengurangi jumlah pengangguran dan penciptaan nilai tambah dalam PDB.

Menurut data BPS, di Indonesia terdapat lebih dari 26 juta UMKM atau 98,68 persen dari total usaha nonpertanian.

Dari sektor tersebut menyerap tenaga kerja sebanyak 59 juta orang atau 75,33 persen dari total tenaga kerja nonpertanian di Tanah Air.

Dari sisi sektoral, mayoritas UMKM Indonesia merupakan pelaku usaha di sektor perdagangan besar dan eceran (46,40 persen), penyediaan makan minum (16,99 persen), dan industri pengolahan (16,68 persen).

"Dengan kontribusi sebesar itu, sebagai upaya mendorong pertumbuhan UMKM maka faktor kualitas produk dan akses pasar harus diperhatikan," tuturnya.

Baca juga: Kadin Jatim dorong UMKM garap peluang pasar Afrika
Baca juga: Kemenkop-UKM bantu 1,1 juta UMKM di Jatim program "BANPRES-PUM"
Baca juga: BI Jatim sebut sertifikasi halal bantu UMKM tembus pasar global

Pewarta: Fiqih Arfani
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2020