Surabaya (ANTARA) - Kredit sektor usaha mikro mikro kecil menangah (UMKM) milik PT Bank Pembangunan Daerah Jatim Tbk atau Bank Jatim menyumbang pertumbuhan tertinggi di tengah pandemi, karena adanya kemudahan yang diberikan bank milik Pemprov Jatim itu kepada nasabah dalam pengajuan kredit atau pembiayaan

Direktur Utama Bank Jatim, Busrul Iman di Surabaya, Kamis mengatakan, secara umum di tengah pandemi Bank Jatim mampu mencatatkan pertumbuhan penyaluran kredit sebesar Rp40,38 triliun atau tumbuh 7,03 persen (YoY).

Dan dari pertumbuhan itu, kata dia, kredit sektor UMKM menjadi penyumbang pertumbuhan tertinggi yaitu sebesar Rp6,46 triliun atau tumbuh 12,24 persen (YoY), diikuti kredit korporasi sebesar 10,01 triliun atau tumbuh 9,86 persen.

"Di triwulan III, aset kami tercatat Rp82,08 triliun atau tumbuh 13,80 persen (YoY), Dana Pihak Ketiga (DPK) juga mencatatkan pertumbuhan 13,99 persen (YoY) yaitu sebesar Rp69,77 triliun," tutur Busrul kepada wartawan dalam acara press conference pemaparan kinerja keuangan melalui media zoom cloud meeting di Kantor Pusat Bank Jatim Surabaya.

Baca juga: OJK gandeng Bank Jatim dorong tiga sektor bangkit di tengah pandemi

Sedangkan untuk komposisi rasio keuangan periode September 2020, antara lain Return on Equity (ROE) sebesar 18,63 persen, Net Interest Margin (NIM) sebesar 5,70 persen, dan Return On Asset (ROA) 2,57 persen.

Smentara itu, untuk Biaya Operasional dibanding Pendapatan Operasional (BOPO) masih tetap terjaga di angka 70,25 persen.

"Dari keseluruhan kinerja positif tersebut, Bank Jatim mencatatkan laba sebesar Rp1,10 triliun. Artinya, inerja keuangan kami triwulan III 2020 menunjukkan performa yang bagus dan tumbuh bila dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya (Year on Year / YoY)," katanya.

Sementara itu, Busrul mengaku hingga saat ini Bank Jatim terus agresif dalam penyaluran kredit, tujuannya sebagai upaya mempercepat pemulihan ekonomi, seperti yanfg tertuang dalam perjanjian kerja sama dengan PT Amarta Mikro Fintech melalui metode peer to peer lending.

"Dari hasil sinergi tersebut, sampai dengan saat ini kami telah menyalurkan kredit kepada 2.568 debitur dengan nominal Rp10,50 miliar yang tersebar ke seluruh pelosok desa di Jawa Timur. Sinergitas ini menjadi penting mengingat tuntutan kompetisi bisnis dan perkembangan digital banking yang semakin pesat. Selain itu, industri perbankan dituntut untuk terus kreatif dan berinovasi dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat," katanya.

Baca juga: Bank Jatim di Jember tutup karena 10 pegawainya positif COVID-19

Terkait kemudahan, Busrul menjelaskan, selama pandemi COVID-19, nasabah atau masyarakat yang sedang berada di rumah dalam rangka mendukung pencegahan penyebaran virus telah difasilitasi dengan layanan e-channel Bank Jatim untuk melakukan transaksi perbankan.

"Melalui fasilitas mobile banking, sms banking dan internet banking, nasabah kini dapat dengan mudah melakukan transaksi perbankan atau pembayaran dengan cepat, mudah, dan aman tanpa harus keluar rumah. Kemudahan ini sama halnya untuk nasabah dalam pengajuan kredit atau pembiayaan," katanya.

Sebab, kata Busrul, sejak pertengahan tahun 2019 Bank Jatim telah meluncurkan e-form kredit yang memudahkan nasabah dalam pengajuan kredit.

"Jadi calon nasabah cukup dengan melakukan registrasi melalui portal e-form kredit, kemudian Bank Jatim akan mengirimkan notifikasi melalu sms," katanya

Selain itu, Bank Jatim juga telah memiliki fasilitas kredit multiguna elektronik (e-kmg) yang dapat dimanfaatkan nasabah.

"Fasilitas ini merupakan pengembangan kredit multiguna yang sudah ada sebelumnya. Kali ini e-kmg menyajikan kemudahan dalam mengajukan permohonan kredit baik para Aparatur Sipil Negara (ASN) aktif maupun para pensiunan. Beberapa keunggulan dari e-kmg antara lain kemudahan dalam pengajuan kredit melalui mobile application. Selain itu nasabah cukup memiliki rekening dan payroll gaji yang terdaftar di Bank Jatim," katanya.

Pewarta: A Malik Ibrahim
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2020