Jakarta (ANTARA) - Kepala Pusat Penguatan Karakter Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Ir Hendarman MSc PhD mengatakan nilai karakter Pancasila perlu ditanamkan pada diri siswa sedini mungkin.

"Nilai-nilai karakter Pancasila perlu ditanamkan pada diri siswa sedini mungkin karena nilai-nilai tersebut merupakan nilai luhur bangsa Indonesia," ujar Hendarman dalam keterangannya di Jakarta, Jumat.

Dengan tertanamnya nilai karakter Pancasila, diharapkan akan terlahir bibit unggul bangsa yang dapat mewujudkan cita-cita bangsa.

"Perlu diingat Pancasila adalah dasar negara dan menjadi pedoman bagi bangsa Indonesia. Sila-sila yang ada pada Pancasila menjadi titik berangkat untuk menjadi manusia Indonesia dan SDM Unggul, dan nilai-nilai Pancasila menjadi ciri dari setiap insan individu Indonesia," katanya.

Baca juga: Menteri Nadiem: nilai Pelajar Pancasila bisa diciptakan saat BDR

Baca juga: Mendikbud: Pendidikan karakter wujudkan Pelajar Pancasila


Dia menjelaskan pendidikan karakter tidak bisa dilakukan oleh Pusat Penguatan Karakter Kemendikbud saja, tetapi seluruh pihak harus ikut melakukan program atau kegiatan penguatan karakter itu.

Puspeka Kemendikbud telah melakukan sejumlah kegiatan untuk mendukung siswa belajar kreatif di rumah seperti webinar rutin, Kemah Karakter Virtual, nonton bareng virtual, lomba blog dan vlog, serta akan diadakan Kegiatan napak tilas virtual.

"Puspeka juga menghadirkan kampanye publik terkait penguatan karakter dan contoh praktik baik pembelajaran kreatif di rumah yang disiarkan melalui berbagai macam kanal," paparnya.

Program Belajar dari Rumah atau BDR yang ditayangkan melalui TVRI dengan konten menarik dan berasal dari berbagai sumber dapat menjadi pemantik kreativitas siswa dalam belajar dari rumah.

Dalam setiap kegiatan, lanjut dia, pihaknya berusaha untuk terus menyisipkan program kegiatan yang dilakukan dengan nilai-nilai Pancasila, sehingga semua kegiatan tidak akan luput dengan nilai karakter Pancasila.

Baca juga: Pusat Penguatan Karakter berperan wujudkan Pelajar Pancasila

"Puspeka menggunakan strategi perubahan paradigma dan perubahan perilaku, yang diawali dengan menyadarkan, lalu memahami, kemudian menjadi bergabung, dan akhirnya menjadi yang melalukan dengan mengajak orang lain berbuat yang sama," jelas dia.

Bimbing orang tua

Secara umum Kemendikbud melakukan perluasan pembelajaran tatap muka untuk zona hijau dan kuning dengan tetap menerapkan protokol kesehatan dan kurikulum darurat untuk sekolah dalam kondisi khusus.

Kurikulum darurat yang disusun merupakan penyederhanaan kompetensi dasar agar mempermudah pendampingan pembelajaran di rumah oleh orang tua. Dalam kurikulum darurat disediakan modul pembelajaran berbasis aktivitas untuk guru, orang tua, dan siswa yang diharapkan mampu membantu orang tua dalam mendapatkan tips dan strategi dalam mendampingi anak belajar di rumah.

Kebijakan baru yang diluncurkan Kemendikbud adalah bantuan kuota data internet, siswa yang awalnya tidak bisa mengikuti pembelajaran daring karena terbatasnya kuota internet, saat ini terbantu dengan bantuan data internet. Kebijakan itu mampu meringankan beban orang tua yang harus menggantikan peran guru di rumah.

Baca juga: DPR: Pendidikan karakter Pancasila akan dimulai sejak PAUD

"Pusat Penguatan Karakter telah memproduksi beberapa konten parenting yang melibatkan beberapa publik figur yang memiliki rekam jejak terkait parenting, dan disebarluaskan dalam berbagai media dengan harapan orang tua semakin peduli dengan perkembangan dan pendidikan karakter anak," jelas Hendarman.

Pewarta: Indriani
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2020