Jakarta (ANTARA) - Animo masyarakat Jakarta dan sekitarnya bersepeda meningkat tajam di tengah pandemi COVID-19 saat ini.

Salah satu pemicunya adalah meningkatnya kesadaran masyarakat untuk menjaga kesehatan dengan berolahraga dan bersepeda menjadi pilihan favorit masyarakat ibu kota.

Tidak hanya untuk sekadar berolahraga, gerakan bike-to-work dan kurir bersepeda pun kembali melonjak seiring popularitas bersepeda di tengah masyarakat.

Ada segudang manfaat yang diperoleh dari bersepeda; mulai dari manfaat kesehatan, hemat ongkos dan bahan bakar sehingga menekan polusi udara. Selain itu parkir gratis.

Namun di sisi lain dari banyaknya manfaat positif tersebut kini ada risiko yang mengancam para pesepeda di Jakarta. Yaitu munculnya tindak kejahatan yang secara khusus mengincar pesepeda.

Perampok jalanan yang kerap disebut masyarakat sebagai begal kini muncul sebagai ancaman bagi para pesepeda.

Polda Metro Jaya pun bergerak cepat dengan membentuk Tim Khusus Anti Begal Sepeda.
Hanya dalam tempo dua pekan, Polda Metro berhasil menangkap 10 pelaku perampokan dan dua penadah barang rampasan dari para pesepeda.

Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Polisi Yusri Yunus mengungkapkan pelaku diringkus berkat 14 laporan masyarakat yang menjadi korban begal.

Namun polisi kesulitan untuk membasmi tuntas para begal karena banyak korban yang enggan melapor kepada pihak berwajib. "Kami terkendala karena ada korban yang tidak melapor," kata Yusri Yunus di Mako Polda Metro Jaya, Rabu (28/10).

Polisi meyakini ada lebih dari 14 korban begal sepeda. Hal itu dibuktikan dengan 71 telepon seluler (ponsel) yang disita dari pelaku kejahatan tersebut sehingga bisa dikatakan korban begal sepeda mencapai puluhan orang, namun hanya 14 yang melapor kepada polisi.

Yusri pun mengimbau masyarakat untuk tidak sungkan melaporkan tindak kejahatan apapun yang dialaminya kepada pihak Kepolisian. Hal itu akan sangat membantu Kepolisian membasmi pelaku kejahatan yang sangat meresahkan masyarakat.

Setelah penangkapan tersebut, Polda Metro Jaya pun mengundang masyarakat yang menjadi korban begal sepeda untuk datang ke Gedung Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya. Tujuannya agar mengambil ponsel miliknya yang dirampas oleh para perampok tersebut.

Dari 71 ponsel yang disita dari pelaku, sudah lima orang yang datang untuk mengambil ponselnya di Mako Polda Metro Jaya Jaya.

Proses pengembaliannya sangat mudah, asalkan bisa memberikan bukti sebagai pemilik ponsel tersebut seperti membuka pin ponsel tersebut atau mempunyai foto diri yang tersimpan dalam ponsel tersebut. Pengambilannya tidak dipungut biaya sepeserpun.

Baca juga: Kadishub DKI imbau warga tak bawa barang berharga saat bersepeda
Sejumlah pesepeda melintas dari arah Bundaran HI menuju jalan Sudirman, Jakarta Pusat, Ahad (28/6/2020) (ANTARA/Laily Rahmawaty)
Dukung Kepolisian
Wakil Ketua Komisi III DPR RI Ahmad Sahroni mengapresiasi langkah Polda Metro Jaya yang berhasil menangkap pelaku begal sepeda.

Langkah Polda Metro tersebut menunjukkan kesigapan dalam merespons kondisi keamanan terkini di masyarakat.

“Saya mengapresiasi Polda Metro Jaya yang gercep (gerak cepat) dalam menangkap para pelaku begal sepeda. Mereka telah meresahkan masyarakat khususnya saat pandemi, yaitu makin banyak orang yang bersepeda," kata Sahroni.

Pencapaian itu juga menunjukkan komitmen Polda Metro Jaya dalam menciptakan suasana yang aman dan kondusif di ibu kota. Selain itu, bisa menjadi contoh bagi Polda lain yang sedang menghadapi kondisi serupa.

Meski demikian, pengamanan ibu kota tidak bisa hanya hanya mengandalkan Kepolisian. Dukungan masyarakat sangat penting dalam membangun Jakarta yang ramah dan aman bagi pesepeda.

Selain Kepolisian, Dinas Perhubungan DKI Jakarta juga segera menyiagakan personel patroli di jalur-jalur sepeda untuk mencegah pembegalan atau penjambretan yang menyasar pesepeda.

Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Syafrin Liputo saat dihubungi, Jumat (30/10), menjelaskan, selama ini pihaknya selalu melakukan patroli. Namun patroli yang dilakukan bersifat dinamis karena petugas harus bergerak memutari kawasan-kawasan yang telah ditentukan.

Namun diakui, patroli yang dilakukan jajaran Dishub DKI belum maksimal. Syafrin mengharapkan adanya bantuan petugas patroli rutin, baik dari pihak Kepolisian maupun TNI.

Kemudian seiring dengan semakin banyaknya jumlah pesepeda di ibu kota, Polda Metro Jaya  berkoordinasi dengan pihak TNI dan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

Kapolda Metro Jaya Inspektur Jenderal Polisi Nana Sudjana juga mengatakan pihaknya akan meningkatkan keberadaan petugas di masyarakat untuk memberikan efek gentar kepada para pelaku kejahatan.

Terkait hal itu pun, Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria meminta masyarakat menggiatkan Sistem Keamanan Keliling (Siskamling) untuk mengantisipasi maraknya begal sepeda di ibu kota.

Masyarakat harus terus menggalakkan kerja sama yang baik, supaya peduli pada keamanan. "Kita akan giatkan kembali siskamling atau apa pun bentuknya," kata Riza.

Ketua Komisi B DPRD DKI Jakarta Abdul Aziz menyarankan pemerintah daerah membuat kebijakan yang lebih preventif untuk mengantisipasi hal ini terjadi lagi di masa mendatang.

Misalnya, memperbanyak Close Circuit Television (CCTV), patroli keamanan dari Dinas Perhubungan bekerjasama dengan Kepolisian serta Satpol PP.

Kalau ada CCTV di daerah-daerah rawan akan mengurangi atau mencegah orang yang ingin berperilaku kriminal.

Sementara untuk warga, Aziz menerangkan harus lebih tanggap dan berhati-hati di daerah-daerah rawan. Jangan sampai bersepeda seorang diri.

Mungkin bisa bersama keluarga dua sampai tiga orang, sehingga kalau ada banyak orang kan jadi mikir-mikir (pelaku). "Tapi juga jangan terlalu banyak, apalagi yang enggak serumah, itu kan risiko COVID-19 makin tinggi," katanya.

Baca juga: DKI bagikan buku saku agar masyarakat bersepeda dengan aman-bijak
Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Nana Sudjana (kedua kanan) didampingi Kabid Humas Kombes Pol Yusri Yunus (ketiga kanan) menanyai para tersangka begal pesepeda di Polda Metro Jaya, Jakarta, Selasa (3/11/2020). Polda Metro Jaya berhasil mengungkap 6 kasus begal pesepeda pada periode September hingga November 2020 dengan jumlah tersangka sebanyak 10 orang. ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/pras.
Tips Aman
Popularitas olahraga bersepeda diperkirakan terus meningkat. Karena itu, Kepolisian dan pemerintah pun memberikan tips aman bagi para pesepeda di ibu kota.

Pertama, sebisa mungkin tidak bersepeda seorang diri. Kedua, tidak bersepeda di malam hari dan menghindari tempat-tempat atau jalur yang sepi dan minim penerangan karena tempat seperti itu sangat rawan terjadi kejahatan.

Ketiga, tidak membawa barang berharga secara berlebihan. Telepon seluler (ponsel) memang dianggap barang berharga sehingga sebaiknya tidak perlu dibawa, kalau terpaksa (membawa) tempatkan di tempat yang tidak terlihat.

Fasilitas yang aman dan nyaman tentunya menjadi dambaan bagi pesepeda maupun untuk kegiatan sehari-hari. Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI AA La Nyalla Mahmud Mattalitti pun mendukung Pemerintah Provinsi DKI Jakarta segera merealisasikan infrastruktur khusus bagi pesepeda.

"Publik tentu sudah menunggu komitmen itu. Fasilitas bagi pengguna sepeda akan mendukung kelancaran bagi pekerja saat ke kantor," kata La Nyalla.

La Nyalla mengatakan pembangunan sarana dan prasarana bagi pencinta sepeda yang memadai akan mengubah pola pikir masyarakat Jakarta untuk beralih dari kendaraan bermotor ke transportasi ramah lingkungan.

Terlebih DKI Jakarta terpilih menjadi daerah untuk mengampanyekan kehidupan perkotaan yang sehat dan berkelanjutan serta transportasi ramah lingkungan.

Karena itu, dia mendukung langkah Pemprov DKI Jakarta membangun infrastruktur bagi pejalan kaki dan pesepeda hingga 500 kilometer di seluruh wilayah Jakarta. Saat ini baru tersedia 63 km sehingga perlu komitmen bersama untuk merealisasikannya.

Tidak hanya soal infrastruktur bagi pesepeda, La Nyalla juga meminta Pemprov DKI tidak mengabaikan pedestrian yang berfungsi untuk memfasilitasi sirkulasi perpindahan orang dari satu tempat ke titik asal. Namun memperluas pedestrian bagi pejalan kaki, tentu tidak hanya di pusat bisnis atau kawasan elit.

Apabila pemerintah berhasil membangun infrastruktur yang memadai dan dengan dukungan keamanan dari TNI-Polri, maka sepeda akan menjadi kendaraan pilihan bagi masyarakat dalam beraktivitas.

Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2020