Jakarta (ANTARA) - Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian menekankan transportasi atau bus sekolah siswa harus bisa menyesuaikan protokol kesehatan apabila belajar tatap muka kembali dilaksanakan.

"Sebab, nanti akan ada lonjakan dari penumpang anak-anak sekolah," kata dia saat diskusi daring terkait Pengumuman Keputusan Bersama panduan penyelenggaraan pembelajaran pada semester genap tahun ajaran dan tahun akademik 2020/2021 di masa pandemi COVID-19 yang dipantau di Jakarta, Jumat.

Selain itu, eks Kapolri tersebut juga mengatakan peran dinas komunikasi dan informatika serta tenaga humas tiap-tiap kabupaten dan kota harus lebih gencar lagi dalam menyosialisasikan penerapan 3M kepada masyarakat terutama anak didik.

"Ingatkan orang tua anak didik agar anaknya menggunakan masker dan mengantongi hand sanitizer saat ke sekolah," ujar dia.

Baca juga: Dukung PJJ, wifi gratis dipasang di 240 "blank spot" di Bogor

Baca juga: Nadiem minta siswa yang tidak punya akses PJJ untuk belajar di sekolah


Setelah tiba di sekolah, kepala sekolah, guru dan penyelenggara pendidikan lainnya juga harus mengantisipasi kegiatan yang berpotensi menimbulkan kerumunan misalnya ekstrakurikuler, olahraga, upacara bendera dan sebagainya.

Sebab, jangan sampai setelah sekian bulan tidak belajar tatap muka antara siswa dengan siswa maupun siswa dengan guru terjadi euforia sehingga lepas kontrol dan dapat menimbulkan kluster penyebaran baru.

Ia mengatakan berdasarkan laporan di Jerman tepatnya di Kota Hamburg bahwa dari 472 sekolah yang kembali dibuka sebanyak 171 sekolah terinfeksi COVID-19.

"78 persen anak-anak yang terinfeksi itu tertular saat berada di luar sekolah," katanya.

Oleh karena itu, upaya-upaya pencegahan tersebut perlu betul-betul diterapkan dengan ketat oleh sekolah, pemerintah provinsi dan daerah yang juga dibantu oleh dinas kesehatan setempat.

Khusus dinas kesehatan, kata Tito, diharapkan melakukan testing secara acak di satuan pendidikan untuk mendeteksi COVID-19 bagi anak didik, tenaga pendidik, kepala sekolah perangkat lainnya.

"Kalau perlu lakukan secara reguler dan biayanya diambil dari pemerintah daerah," ujarnya.*

Baca juga: Kemendikbud dorong pelaksanaan Merdeka Belajar saat pandemi COVID-19

Baca juga: Konsultasi belajar tatap muka di wilayah kasus COVID-19 Bantul ditunda

Pewarta: Muhammad Zulfikar
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2020