Kenapa ikan dijual di luar Sulawesi Tengah
Palu (ANTARA) - Debat publik calon gubernur dan wakil gubernur Sulawesi Tengah putaran ketiga, Kamis malam, di Palu, mendorong pemajuan sektor kelautan dan perikanan untuk kesejahteraan masyarakat di daerah ini.

Dua pasangan calon gubernur nomor urut 1 Hidayat Lamakarate-Bartolameus, dan pasangan nomor urut 2 Rusdy Mastura-Ma'mun Amir masing-masing memaparkan konsep andalan mereka dalam memajukan potensi kelautan dan perikanan di provinsi yang memiliki panjang pesisir 6.653 kilometer tersebut.

Hidayat Lamakarate mengatakan potensi kelautan dan perikanan Sulteng masih sangat besar, sehingga perlu sentuhan di berbagai bidang, antara lain penguatan alat tangkap dan infrastruktur pendaratan ikan.

Hidayat mengatakan persoalan terbesar yang dihadapi masyarakat nelayan saat ini adalah masalah harga komoditas yang belum layak.

"Kenapa ikan dijual di luar Sulawesi Tengah, karena infrastruktur penyangga untuk membawa ikan ke Sulawesi Tengah dan dijual dengan harga baik masih perlu pembenahan," katanya.

Mantan Sekretaris Provinsi Sulteng itu mengatakan fasilitas penangkapan ikan, pendaratan ikan, penyimpanan, dan sumber-sumber lainnya sudah harus ditingkatkan.

"Sulteng sudah harus menjadi pengekspor ikan, karena kualitas ikan di Sulteng cukup baik," katanya pula.

Hidayat mengatakan pemerintah daerah harus memastikan nelayan bisa melaksanakan aktivitasnya dengan baik dan bisa menjual ikan dengan harga yang layak, menggunakan alat tangkap yang aman, serta didukung dengan teknologi yang memadai.

"Jika anggaran daerah cukup, kita juga akan memberikan asuransi kepada nelayan," katanya lagi.

Sedangkan calon gubernur Rusdy Mastura mengatakan, belum majunya sektor perikanan di Sulteng, karena keterbatasan anggaran akibat masih rendahnya fiskal di daerah.

"Kita punya potensi oke, kita punya Selat Makassar, Laut Sulawesi, Teluk Tomini, Teluk Tolo, kita tinggal modernisasi alat tangkap," katanya.

Rusdy mengatakan jika dirinya terpilih menjadi gubernur, pemerintah daerah akan memanfaatkan teknologi berbasis android untuk menangkap ikan, sehingga setiap nelayan memastikan titik-titik ikan yang akan ditangkap.

"Sehingga tidak lagi seorang nelayan mencari-cari ikan yang hanya bikin habis bensinnya, tetapi dia sudah tahu dimana ikannya," katanya pula.

Rusdy mengatakan nelayan sudah harus memiliki aplikasi 'fish on', sehingga nelayan sudah tahu dimana letak ikan yang akan ditangkap.

"Makanya nelayan kita nanti akan kita didik kembali. Kita akan bangun sekolah perikanan," katanya pula.

Selain perikanan tangkap, kata Rusdy, Sulteng juga memiliki potensi rumput laut dan budi daya udang vaname.

"Rumput laut cuma di pinggir laut, biar anak SMP juga bisa. Ini yang akan kita kembangkan sehingga rakyat bisa," kata dia.

Rusdy mengatakan salah satu turunan rumput laut yang memiliki potensi besar untuk menyejahterakan masyarakat dan pendapatan daerah adalah raginan.

"Jadi otak kita harus lebih cerdas ke depan, harus inovasi ke depan, seperti penaklut Konstantinopel, yang tidak mungkin menjadi mungkin," katanya lagi.
Baca juga: Menakar strategi paslon gubernur-wagub Sulteng cegah COVID
Baca juga: Bawaslu: Media massa miliki peran jaga stabilitas pilkada

 

Pewarta: Adha Nadjemudin
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2020