Dana Desa telah berhasil menurunkan angka kemiskinan di desa pada awal pandemi sebesar 0,03 persen
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) mencatat penyaluran Dana Desa pada 2020 telah mencapai 99,95 persen dengan total dana yang disalurkan sebesar Rp71,1 triliun.

"Penyerapan terbesar itu tahun 2020 sejak tahun 2015. Penyerapannya mencapai 99,95 persen, mungkin hampir mencapai 100 persen," kata Mendes PDTT Abdul Halim Iskandar dalam refleksi akhir tahun 2020 secara virtual, Jakarta, Rabu.

Mendes Halim atau yang akrab disapa Gus Menteri mengatakan dengan total dana tersebut, Dana Desa yang telah terserap mencapai 99,95 persen.

Pencapaian itu terwujud berkat upaya reformasi pada Januari 2020 untuk menyalurkan Dana Desa secara langsung dari Rekening Kas Umum Negara ke Rekening Kas Desa.

Baca juga: Kemendes minta desa perbarui data KPM BLT agar lebih tepat sasaran

Kemudian, persentase tahapan penyaluran juga dibalik agar lebih cepat digunakan. Bahkan pada 20 daerah yang inovatif dipercepat hanya 2 tahap, yaitu 60 persen berbanding 40 persen.

Berdasarkan data tentang penggunaan dana tersebut, Dana Desa telah berhasil menurunkan angka kemiskinan di desa pada awal pandemi sebesar 0,03 persen antara Maret 2019-2020. Sehingga dengan capaian yang cukup bagus itu, Kemendes PDTT memutuskan untuk melanjutkan reformasi penyaluran Dana Desa itu hingga 2021.

Pemanfaatan Dana Desa untuk penyaluran bantuan langsung tunai (BLT) Dana Desa bahkan telah mendapatkan pengakuan atau apresiasi dari dunia internasional sebagai inovasi kebijakan yang tepat sasaran.

Baca juga: Kemendes PDTT: Dana Desa 2020 jangkau 42.696.722 warga desa

Ini karena berhasil memasukkan 5,31 juta keluarga miskin yang belum pernah didata, 947 ribu keluarga miskin yang sebelumnya terdata namun luput dari penyaluran bantuan, 1,45 juta keluarga yang kehilangan mata pencaharian selama pandemi, bahkan sebanyak 2,5 juta di antaranya adalah perempuan kepala keluarga (PEKKA), dan juga 92 persen bantuan yang diterima oleh keluarga petani kecil, nelayan kecil, buruh tani dan buruh nelayan.

Peningkatan efektivitas BLT Dana Desa itu diikuti efisiensi biaya karena pendataan 8 juta keluarga dilakukan secara sukarela oleh Relawan Desa Lawan Covid-19. Sehingga pendataan mikro pada level Rukun Tetangga dan keluarga dilanjutkan pada 2021.

"Program Desa Tanggap COVID-19 dan BLT Dana Desa sukses menjaga gerak pandemi COVID-19 di desa tetap rendah. Hingga November 2020 sebanyak 1,4 juta warga desa terjaga, tidak jatuh ke jurang kemiskinan. Maka BLT Dana Desa tetap dilanjutkan pada 2021," kata Doktor Honoris Causa dari UNY itu.

Baca juga: Mendes PDTT: Ada tiga fokus prioritas penggunaan Dana Desa 2021

Pewarta: Katriana
Editor: Rolex Malaha
Copyright © ANTARA 2020