Makassar (ANTARA) - Sulawesi Selatan melalui seluruh Forkopimda dan berbagai pihak terkait berusaha memulihkan permasalahan lingkungan yang selama ini dikeluhkan masyarakat terkait bau busuk di Pantai Losari, Makassar.

Itu ditandai dengan telah dilakukannya penembusan kanal untuk memperlancar aliran air yang berada di sekitar Pantai Losari. Penembusan ditandai dengan penekanan tombol sirene oleh Gubernur Sulsel Nurdin Abdullah di kawasan CPI Makassar, Senin.

Ini mengisyaratkan bahwa mulai dilakukan penerusan (pembukaan sirkulasi air) selebar lima meter panjang tanah dengan alat berat.

"Akhirnya setelah melalui perjuangan dan proses yang panjang, penembusan kanal selatan Center Point of Indonesia bisa dilakukan. Alhamdulillah perjuangan yang panjang hari ini membuahkan hasil," kata Nurdin Abdullah saat melakukan ceremony penembusan kanal di CPI Makassar.

Baca juga: Pantai Losari Makassar akan kembali dibuka untuk umum

Baca juga: Greenpeace desak pemerintah ikut perjanjian laut internasional


Untuk itu, Nurdin mengapresiasi kerja keras dan kolaborasi Forkopimda, Pemerintah Kota dan pemilik lahan yang menghibahkan lahannya seperti, PT Passokorang, PT GMTDC (Lippo Group), ahli waris Hajja Najamiah.

Nurdin menyebutkan bahwa kritikan masyarakat tentang bau busuk yang ditimbulkan dari kanal, karena tidak adanya sirkulasi air di sekitar Pantai Losari.

"Alhamdulillah berkat kerjasama kita semua sehingga semu pemilik lahan memberikan lahannya untuk dijadikan kanal," sebutnya.

Penembusan kanal ini juga sudah sesuai dengan Perda Nomor 4 Kota Makassar Tentang Rencana Detail Tata Ruang (RDTR).

Ke depan, Nurdin berharap kanal ini juga akan menjadi kawasan rekreasi, memiliki fungsi ganda. Sirkulasi air di Makassar, terutama sekitar kawasan Losari juga semakin sehat. Masyarakat juga diyakininya akan semakin menyukai dan betah berkunjung ke Losari.

Menurutnya, tugas selanjutnya adalah berkolaborasi dengan Balai Besar Sungai, dapat dengan cepat meneruskan pembukaan jalur air Kanal Jongaya juga bisa diteruskan lebih cepat.

"Supaya betul-betul sirkulasi air ini bisa segera terwujud dan ini akan menjadi kawasan baru," ujarnya.

Sedangkan, Kepala Dinas PUPR Sulsel Prof Rudy Djamaluddin menyebutkan penembusan kanal ini sudah sesuai dengan Perda Kota Makassar. Pelaksanaannya sudah dimulai sejak tahun 2019 oleh KSO Citraland Yasmin sepanjang 500 meter dan dirampungkan di tahun 2020 dengan panjang kurang lebih 530 meter.

"Kalau kita konversi menjadi volume tanah, maka volume tanah yang dipindahkan pada tahap dua ini yaitu kurang lebih 40.000 meter kubik," ujarnya.

Lahan pengerjaan dimulai pada 8 Desember 2019 setelah didahului dengan berbagai pertemuan-pertemuan termasuk dengan pemilik lahan.

"Alhamdulillah pemilik lahan memberikan lahan untuk digunakan oleh masyarakat umum dalam hal ini penerusan kanal. Untuk itu kita berterima kasih pula pada pemilik lahan yang telah rela memberikan tanah dalam bentuk hibah kepada pemerintah provinsi Sulsel dalam hal ini," ujarnya.*

Baca juga: Gunakan kacamata khusus, warga saksikan gerhana di Pantai Losari

Baca juga: Gubernur Sulsel berharap Masjid 99 Kubah digunakan Ramadhan

Pewarta: Nur Suhra Wardyah
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2021