Gubernur SUlsel: Saya kira tidak akan mungkin untuk dibeli oleh siapapun karena sudah menjadi kawasan nasional.
Makassar (ANTARA) - Gubernur Sulawesi Selatan Nurdin Abdullah menegaskan Pulau Lantigiang yang berada di Kepulauan Selayar, tidak akan pernah diperjualbelikan, pulau tersebut kembali secara utuh dan tengah melalui proses hukum.

"Saya kira soal pulau ini, Insya Allah itu tidak akan mungkin bisa diperjualbelikan dan kepada seluruh masyarakat, saya berharap Taman Nasional Takabonerate ini adalah kawasan strategis yang tentu kita lindungi," katanya usai meninjau Pulau Lantigiang, Selayar menggunakan helikopter, Rabu.

Peninjauan telah dilakukan usai menerima laporan bahwa pulau yang berada di Kepulauan Selayar ini diperjualbelikan.

Baca juga: Polres Kepulauan Selayar usut kasus jual beli Pulau Lantigiang

Pulau ini berada di Kawasan Taman Nasional Takabonerate yang secara administrasi berada di wilayah Desa Jinato dengan luas pulau sekira 5,6 Ha.

Pulau tersebut memiliki atol yang menarik, didominasi oleh tumbuhan jenis cemara laut, santigi pasir dan ketapang. Juga menjadi tempat bertelur satwa liar dilindungi jenis penyu.

"Saya kira tidak akan mungkin untuk dibeli oleh siapapun karena sudah menjadi kawasan nasional," tegasnya didampingi oleh Bupati Selayar Muhammad Basli Ali.

Ia menjelaskan ada warga  Selayar menikah dengan orang Jerman kemudian mencoba melakukan negosiasi pembelian dengan kepala desa. Namun pulau tersebut telah kembali secara utuh dan sekarang dalam proses hukum. Terdapat rencana bahwa pulau tersebut akan dibangun resort di atas atol.

Baca juga: Balai TN Taka Bonerate minta polisi usut penjualan Pulau Lantigiang

"Pulaunya sendiri tidak jadi (dijual) karena memang baru panjar Rp10 juta. Tidak akan mungkin ada aparatur pemerintah yang bisa membuat transaksi itu. Makanya, saya datang ke sana memastikan," ujar Nurdin.

Nurdin menyebut Pulau Lantigiang masih alami dan membantah dimiliki oleh warga yang mengklaim memiliki pulau tersebut. Warga mengklaim memiliki lahan dengan dasar telah menanam pohon kelapa di sana.

Selain mengunjungi Pulau Lantigiang, Nurdin juga melakukan kunjungan ke Pulau Kayuadi untuk melihat dari dekat rencana pembangunan lapangan udara sebagai infrastruktur pendukung pariwisata.

"Kami juga mengunjungi Kayuadi untuk melihat rencana pembangunan air port karena memang terdapat atol terbesar ketiga dunia, itu ada di Taka Bonerate. Itu akses menuju ke Taman Nasional. Ini luar biasa taman nasional kita. Saya berharap pembangunan air port yang sudah dilakukan sebelumnya, itu akan rencana kita akan melanjutkan," katanya.

Baca juga: Tidak ada penjualan pulau di NTB

Pewarta: Nur Suhra Wardyah
Editor: Rolex Malaha
Copyright © ANTARA 2021