Pada 2020-2024 akan ada 13 lokasi untuk buoy tsunami
Jakarta (ANTARA) - Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) ​​​akan memasang 13 buoy atau alat pendeteksi potensi tsunami, sebagai bagian dari sistem peringatan dini tsunami di seluruh perairan Indonesia pada periode 2020-2024.

"Pada 2020-2024 akan ada 13 lokasi untuk buoy tsunami," kata Kepala Balai Teknologi Survei Kelautan BPPT Muhammad Ilyas dalam Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Penguatan Ekosistem Inovasi Teknologi 2021 Bidang Mitigasi Bencana di Jakarta, Kamis.

Ilyas menuturkan pada 2021, BPPT akan melakukan pemasangan buoy di tujuh lokasi, yakni di Bali, Malang, Cilacap, Selat Sunda, Gunung Anak Krakatau, Bengkulu dan Pulau Nias.

Baca juga: BPPT gunakan sistem berbasis satelit ARGOS untuk lacak eksistensi buoy

Baca juga: BPPT pasang dua buoy untuk peringatan tsunami


Selain itu, pada 2021 BPPT juga melakukan penggelaran kabel dan operasional sistem Indonesia Cable Base Tsunameter (InaCBT) di Labuan Bajo dan Rokatenda.

Kegiatan lain yang dilakukan pada 2021 adalah Detail Engineering Design (DED) untuk sistem elektronik Cable Base Tsunameter (CBT), desktop study dan studi kelayakan untuk InaCBT di Banda Neira (Maluku), dan peningkatan kerja sama luar negeri advanced CBT Krui-Cilacap.

Baca juga: BPPT pasang CBT baru deteksi tsunami di perairan Indonesia timur

BPPT juga akan melakukan produksi empat set InaBuoy dalam rangka "stocking" pemeliharaan, dan kegiatan operasional seluruh sistem InaCAT di utara Selat Lombok.

InaBuoy adalah alat buatan Indonesia yang mampu mengirimkan data tekanan air laut dan peringatan potensi tsunami.

InaTOC adalah pusat pengamatan data untuk sensor Cable Based Tsunameter dan Buoy tsunami. Data digunakan untuk observasi, peningkatan pemahaman, deteksi dan prediksi tsunami yang lebih akurat.

Baca juga: BPPT luncurkan alat peringatan dini tsunami

Baca juga: BPPT siap pasang Buoy Merah Putih di Gunung Anak Krakatau

 

Pewarta: Martha Herlinawati Simanjuntak
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2021