Jakarta (ANTARA) - Kementerian Kesehatan memberikan pelatihan-pelatihan kepada para tenaga medis di puskesmas-puskesmas di luar Pulau Jawa untuk meningkatkan kemampuan mereka dalam menangani dan mengendalikan COVID-19 di masyarakat.

"Kami melakukan pelatihan-pelatihan untuk meningkatkan kemampuan nakes di puskesmas tentang kegawatdaruratan, pencegahan dan pengendalian infeksi, tata laksana penanganan COVID-19 dan vaksinasi COVID-19," tutur Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan Prof. dr. Abdul Kadir dalam seminar daring bertajuk "Peran Strategis Puskesmas Dalam Penanganan COVID-19" di Jakarta, Jumat.

Pelatihan ini penting karena peran puskesmas sebagai garda terdepan pelayanan medis yang bersentuhan langsung dengan masyarakat dalam menghadapi penularan COVID-19.

Baca juga: Kemenkes sebut puskesmas ujung tombak penanganan pandemi COVID-19

Di masa pandemi saat ini, puskesmas berperan untuk mencegah warganya terpapar COVID-19, mendeteksi masyarakat yang diduga terpapar COVID-19 dan merespons bila menemukan warganya terpapar COVID-19.

Ketiga fungsi tersebut dilaksanakan oleh puskesmas dengan pendekatan 3T (testing, tracing dan treatment).

"Melakukan testing dan screening terhadap orang dengan gejala (COVID-19). Tracing dengan melacak siapa saja yang kontak erat dengan pasien COVID-19. Treatment, bila mendapati ada pasien COVID-19, pasien dikarantina supaya tidak berkeliaran," tuturnya.

Baca juga: Kemenkes apresiasi penerapan prokes vaksinasi calhaj lansia di Bekasi

Sementara Kepala Puskesmas Kelurahan Cempaka Baru, Kecamatan Kemayoran, Jakarta Pusat dr. Ekasakti Octohariyanto menuturkan bahwa selama masa pandemi ini, pihaknya terus berusaha menjaga agar warga di wilayahnya tetap sehat dengan menggencarkan sosialisasi protokol kesehatan.

"Di kelurahan kami jaga supaya masyarakat tetap sehat dengan sosialisasi agar masyarakat patuh protokol kesehatan," kata Eka.

Puskesmas juga melaksanakan 3T untuk menekan dan mengendalikan penularan COVID-19.

Tak hanya itu, pihaknya pun memetakan wilayah tugasnya berdasarkan risiko penyebaran COVID-19 dan memantau ketat zonasi dengan risiko tinggi penularan COVID-19.

"Dari awal PSBB, kami turun ke lapangan, memetakan zonasi, wilayah (zona merah) dipantau ketat. Koordinasi dengan RT, RW, lurah," kata dia.

Baca juga: Kemenkes pertimbangkan vaksinasi dilakukan malam hari saat puasa
Baca juga: Kemenkes optimistis 1,1 juta vaksin AstraZeneca habis di Bulan Mei
Baca juga: Pemerintah imbau masyarakat tetap jaga kesehatan meski ada vaksin

Pewarta: Anita Permata Dewi
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2021