Jakarta (ANTARA) - Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) berkolaborasi dengan Cloud Computing Indonesia, Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (MAFINDO) dan Drone Emprit menghadirkan portal pembelajaran digital.

"Portal dengan laman https://digitalcitizenship.id ditujukan untuk meningkatkan literasi terkait keamanan dan etika di ruang siber," kata Direktur Proteksi Ekonomi Digital BSSN Rr Retno Artinah S dalam keterangan tertulis, Rabu.

Berbicara dalam webinar "Ruang Siber Yang Aman dan Nyaman di Era Industri 4.0", Retno mengatakan, hadirnya portal pembelajaran digital ini sebagai keprihatinan bersama terkait literasi keamanan siber dan juga etika di ruang siber.

Risiko kejahatan siber atau yang dikenal dengan istilah "cyber crime" menjadi pengetahuan yang penting untuk diketahui oleh masyarakat. Namun dalam praktiknya tak banyak masyarakat di Indonesia memahami hal tersebut sehingga masih banyak masyarakat ataupun organisasi di Indonesia menjadi korban dari kejahatan siber.

Selain kejahatan siber, etika di ruang siber perlu menjadi perhatian khusus. Menurut survei yang dilakukan oleh Microsoft pada bulan April-Mei 2020 dan dipublikasikan pada Februari 2021, Indonesia menempati posisi paling buncit pada "Digital Civility Index Report" di regional Asia Pasifik.

Nilai DCI Indonesia memburuk delapan angka dari nilai sebelumnya. "DCI Reports" adalah hasil riset yang mengukur tingkat kesopanan digital pengguna internet di seluruh dunia saat berkomunikasi dan berinteraksi di ruang siber. Semakin tinggi nilai DCI maka tingkat kesopanan dan etika semakin buruk.

Buruknya nilai DCI Indonesia itu langsung terbukti beberapa saat setelah Microsoft merilis hasil riset tersebut. Akun sosial media Microsoft dibanjiri oleh kecaman ataupun kalimat-kalimat yang tidak sopan lainnya dari netizen Indonesia sehingga memaksa Microsoft mematikan kolom komentar yang ada.

Baca juga: Ketua DPD minta perbankan sosialisasi kewaspadaan atas kejahatan siber
Baca juga: Lab riset COVID-19 milik Oxford jadi korban serangan siber


Hal yang sama juga terjadi dalam kasus tuduhan kecurangan yang melibatkan Gotham Chess dan Dadang Subur alias Dewa_Kipas, akun Youtube Gotham Chess diserbu oleh komentar-komentar negatif dari netizen Indonesia, sehingga memaksa akun YouTube Gotham Chess untuk membatasi akses dari warganet Indonesia.

Dari laporan tersebut, masyarakat terkesan melupakan nilai-nilai etika yang ada dalam ruang fisik ketika berinteraksi di ruang siber. Etika dan kesopanan yang biasanya muncul di ruang fisik menjadi hilang ketika interaksi dilakukan lewat teks yang ada di gadget masing-masing.

Salah satu sebab dari hal ini dikarenakan banyak masyarakat Indonesia belum memahami dengan baik bagaimana menjadi masyarakat digital (digital citizen) yang baik.

Kesadaran masyarakat mengenai keamanan siber dan etika bermasyarakat secara digital perlu untuk ditingkatkan karena hal tersebut menjadi fondasi yang fundamental dalam terciptanya ruang siber yang aman dan nyaman di Indonesia.

Juru bicara BSSN Anton Setiyawan berharap platform digital citizenship Indonesia ini bisa memberikan kontribusi yang signifikan bagi Indonesia,

“Mudah-mudahan dengan platform ini kita bisa maksimalkan dan kita bisa memberikan kontribusi yang signifikan bagi pembangunan dan kesejahteraan bangsa ini,” ujarnya.

Dalam webinar tersebut, pendiri MAFINDO Harry Sufehmi menyampaikan digital citizenship Indonesia adalah peluang yang sangat bagus untuk bergotong-royong bersama membuat panduan bagi banyak orang mengenai etika digital.

“Secara komprehensif etika digital saya belum tahu ada, dan saya rasa ini peluang yang sangat bagus untuk kita garap bersama-sama sehingga bisa menjadi panduan bagi banyak orang,” ujarnya.

Baca juga: Anggota DPR sebut prioritaskan langkah atasi maraknya kejahatan siber
Baca juga: 70 persen karyawan khawatir soal privasi data saat WFH


Pendiri Drone Emprit Ismail Fahmi 
menyampaikan pentingnya pembelajaran digital citizenship untuk masyarakat Indonesia. Dia menyampaikan ini adalah menjadi kewajiban bersama.

“Mudah-mudahan kita bisa berkolaborasi bersama di digitalcitizenship.id, dan kita ramai-ramai gunakan itu, sebagai suatu kontribusi kita bersama,” ujarnya.

Alex Budiyanto dari Cloud Computing Indonesia menyampaikan bahwa digital citizenship Indonesia baru inisiasi awal, diperlukan kolaborasi banyak pihak untuk bergotong-royong bersama berkontribusi untuk memperbaiki literasi keamanan siber dan juga etika di ruang siber.

Untuk itu, Alex mengajak sebanyak mungkin pihak untuk mendukung dan turut berkolaborasi dalam pengembangan materi pembelajaran digital citizenship Indonesia ini.

“Digital citizenship Indonesia ini masih sangat awal, butuh bantuan dan juga semangat gotong royong bersama untuk menyusun materi pembelajarannya baik untuk anak-anak sampai orang dewasa, untuk itu bagi yang tertarik membantu dan ingin berkontribusi untuk bisa mengirimkan email ke hi@digitalcitizenship.id,”, tutupnya.

Rencana materi pembelajaran digital citizenship Indonesia ini mulai diperuntukan untuk anak-anak dari playgroup, SD, SMP, SMA, Perguruan Tinggi. Orang dewasa dan juga orang tua yang sudah mempunyai anak.

Diharapkan dengan inisiatif bersama ini maka dalam jangka panjang bisa tercipta ruang siber yang aman dan nyaman di era Industri 4.0.

Pewarta: Ganet Dirgantara
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2021