disamping nilai ekonomis ada nilai ekologis
Jambi (ANTARA) - Jumlah populasi Harimau (panthera tigris sumatrae) dan Gajah Sumatera (elephas maximus sumatranus) saat ini hanya mencapai ratusan ekor dan dapat dibilang jumlah populasi kedua satwa dilindungi tersebut mengkhawatirkan akibat perburuan liar yang marak terjadi belakangan ini.

"Populasi kedua satwa dilindungi tersebut sudah sangat turun," kata Direktur Pencegahan dan Pengamanan Hutan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Sustyo Iriyono, usai ekspos kasus di Mapolda Jambi, Selasa.

Data yang dimiliki oleh KLHK, jumlah Harimau Sumatra pada saat ini lebih kurang 600 ekor, sedangkan untuk Gajah Sumatera jumlah populasinya tidak sampai 700 ekor yang tercatat sampai 2019.

"Ini menunjukkan kepada kita semuanya, bahwa populasi kedua satwa ini wajib kita lindungi dan kita jaga supaya populasinya bisa bisa bertahan paling tidak kalau bisa bertambah," kata Sustyo Iriyono.

Baca juga: KEE Sumsel diprioritaskan untuk pelestarian harimau dan gajah
Baca juga: BKSDA: Populasi harimau di Sumatera Selatan 17 ekor


Ia menjelaskan, selama dua tahun terakhir populasi kedua satwa tersebut mengalami peningkatan, namun apabila pemburuan liar terus dilakukan, bisa jadi suatu saat populasi kedua satwa tersebut berkurang bahkan bisa terancam punah.

Menurut Sustyo, kedua kedua satwa ini memiliki sisi ekonomis. "Tetapi harus dipahami disamping nilai ekonomis ada nilai ekologis," katanya.

Nilai ekologis untuk Harimau Sumatera itu dikalkulasikan tidak ada harga pasarnya itu sekitar kurang Rp1,2 miliar per ekor sedangkan untuk Gajah Sumatera Rp3,5 miliar per ekornya.

"Bisa dibayangkan yang menanggung kerugian kita semuanya, karena kita bagian dari ekologi," kata Sustyo Iriyono.

Dirinya berharap untuk pelaku yang sudah diamankan bisa dikembangkan terus sehingga ada banyak pelaku yang kemungkinan punya andil juga oleh kejadian ini bisa terungkap.

Baca juga: WWF: upaya menambah populasi harimau Sumatera terkendala
Baca juga: WALHI Sumut berharap populasi gajah Sumatera bisa bertahan

Pewarta: Nanang Mairiadi
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2021