Milan (ANTARA) - AstraZeneca telah melakukan pertemuan yang positif dengan Komisi Eropa pekan lalu, kata perusahaan Inggris-Swedia itu setelah sebuah koran Italia melaporkan bahwa kelompok tersebut belum membalas surat keluhan Uni Eropa terkait vaksin dengan tenggat 20 hari.

Negara-negara anggota Uni Eropa (EU) dan perusahaan farmasi itu berselisih mengenai pengiriman vaksin setelah kelompok tersebut mengirimkan dosis kurang dari apa yang diindikasikan kepada EU dalam perjanjian awal.

Harian Italia Corriere della Sera mengatakan pada Minggu (11/4) bahwa AstraZeneca belum menanggapi surat yang dikirim oleh Komisi pada 19 Maret yang berisi keluhan tentang kontrak pasokan vaksin COVID-19 yang rendah.   "Dapat kami konfirmasi bahwa kami telah menanggapi Komisi dalam kerangka waktu yang disyaratkan dari mekanisme penyelesaian sengketa, dan bahwa tim kami mengadakan pertemuan yang sangat kolaboratif dengan Komisi minggu lalu," kata Direktur Hubungan Media Global AstraZeneca Matthew Kent dalam pesan melalui surel.

Sebelumnya pada Minggu, seorang juru bicara Komisi Eropa membenarkan bahwa Brussels pada 19 Maret telah menulis kepada AstraZeneca, dengan menyebut "pemberitahuan untuk penyelesaian perselisihan". Ia menambahkan bahwa  surat tersebut adalah langkah pertama untuk dialog guna menyelesaikan masalah itu.

"Pada tahap ini kami masih menunggu elemen yang diperlukan ... kami tetap berhubungan dengan AstraZeneca untuk memastikan pengiriman tepat waktu dengan jumlah dosis yang cukup," kata juru bicara itu kepada Reuters, tanpa menjelaskan lebih lanjut.

Menurut kontrak yang ditandatangani antara EU dan perusahaan, yang bersifat publik, jika terjadi perselisihan, salah satu pihak harus terlebih dahulu memberi tahu masalah tersebut dengan surat. Kemudian, setelah 20 hari sejak pemberitahuan tertulis, mereka "akan bertemu dan berusaha menyelesaikan perselisihan melalui negosiasi dengan itikad baik".

Di bawah kontrak yang ditandatangani terkait vaksin COVID-19, negara-negara Uni Eropa diharapkan menerima 120 juta dosis pada akhir Maret dari AstraZeneca, tetapi perusahaan hanya memasok 30,12 juta dosis, menurut Corriere.

Juru bicara AstraZeneca tidak mengomentari data pasokan tersebut.

Dengan penularan yang masih meningkat di banyak negara Eropa dan kampanye vaksinasi menghadapi rintangan, beberapa negara telah menunjukkan peningkatan kekesalan terhadap AstraZeneca.

"Secara nyata, mereka (AstraZeneca) tidak menghormati komitmen mereka dan dengan cara tertentu, mereka mengejek kami masyarakat Eropa," kata Menteri Urusan Eropa Prancis Clement Beaune, Minggu, ketika berbicara kepada saluran berita televisi LCI.

Beaune mengatakan surat Uni Eropa kepada kelompok Inggris-Swedia bahkan bisa mengarah pada pertempuran di pengadilan.

"Kami mengirimkan pemberitahuan resmi dalam beberapa hari terakhir, ini adalah permulaan dari prosedur peradilan jika perusahaan tidak memperbaiki keadaan," katanya.

Ia menambahkan bahwa menekan perusahaan untuk mempercepat produksi di Eropa tampaknya menjadi pilihan yang lebih baik dibandingkan dengan memulai proses hukum, yang akan memakan waktu.

Sumber: Reuters


Baca juga: EU serahkan kebijakan penggunaan AstraZeneca pada setiap negara

Baca juga: Australia serukan pelepasan 3,1 juta dosis vaksin COVID oleh Uni Eropa



 

Terdampak embargo, pemerintah atur ulang jadwal vaksinasi

Penerjemah: Aria Cindyara
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2021