Jakarta (ANTARA) - Perempuan memegang peranan utama dalam menumbuhkembangkan budaya literasi, khususnya dalam lingkungan keluarga.

"Maka, penting bagi para kaum ibu membudayakan kebiasaan membaca di rumah. Jika anak terbiasa membaca, maka secara otomatis akan menjadikan buku sebagai referensi," ujar Kepala Perpusnas, Muhammad Syarif Bando, dalam keterangannya di Jakarta, Rabu.

Dia menambahkan jika anak terbiasa menulis sejak dini, maka mereka akan menuliskan pemikirannya lewat tulisan

Literasi menjadi kunci penting dalam pembangunan sumber daya manusia agar tercipta kualitas manusia Indonesia yang unggul dan berdaya saing. Tanpa literasi yang memadai, dipastikan sumber daya manusia Indonesia akan sulit berkompetisi di persaingan global dunia.

Ibu dalam berbagai kesempatan diartikan sebagai madrasah pertama bagi pertumbuhan intelektual anak. Ibu juga yang kali pertama mengenalkan aksara pada anak.

Baca juga: Gairah perjuangan literasi perempuan cendekia

Baca juga: I-Perempuan&Anak KPPPA sasar kelompok milenial


"Tantangan zaman kini berubah. Ibu dihadapkan pada teknologi dan disrupsi. Semua manusia harus berlomba dan berkompetisi. Mau tidak mau, kemampuan literasi memegang kunci dalam percaturan global," ujar dia.

Pada peringatan Hari Kartini, Perpusnas melakukan kerja sama dengan Kowani terkait pemanfaatan dan pengembangan perpustakaan.

Dalam kesempatan itu, Kepala Perpusnas dan Ketua Umum Kowani, Giwo Rubianto Wiyogo, menandatangani nota kesepahaman bersama untuk
pemanfaatan dan pengembangan perpustakaan dan kebudayaan membaca, serta bersama-sama meluncurkan website resmi kepustakaan digital Kowani yang terintegrasi dengan website perpusnas.go.id.

Ketua Harian Kowani, Marlinda Irwanti Poernomo, mengatakan literasi mendukung terciptanya sumber daya manusia yang unggul dan kompetitif. Oleh karena itu, dukungan anggaran terhadap Perpustakaan Nasional harus diperbesar.

"Perpusnas harus diberikan anggaran besar untuk mencapai cita-cita literasi bangsa," ucap Marlinda.

Wakil Ketua Komisi X DPR, Hetifah Sjaifudian, mengatakan perpustakaan digital menjadi solusi untuk meningkatkan kemampuan perempuan Indonesia.

"Gerakan perempuan berbasis digital merupakan langkah maju yang dilakukan oleh organisasi wanita terbesar di dunia yakni Kowani," kata Hetifah.

Meski demikian, secara khusus Hetifah meminta kepada Kepala Perpusnas agar layanan perpustakaan berbasis offline, seperti taman bacaan masyarakat (TBM) perlu diperluas jangkauannya dan bantuan koleksinya juga perlu diperkuat.

Kepustakaan digital Kowani, memuat rekam sejarah perjuangan perempuan Indonesia (napak tilas), dokumentasi, galeri berupa gambar dan rekaman, karya tulis, hingga profil tokoh Kowani dari masa ke masa.*

Baca juga: KPPPA harapkan kontribusi dinas PPPA untuk aplikasi I-Perempuan&Anak

Baca juga: OJK: Perempuan harus mampu jaga keuangan keluarga


Pewarta: Indriani
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2021