perlu pendekatan baru terkait gender
Jakarta (ANTARA) - Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menyatakan bahwa penelitian gender dan politik yang melibatkan perempuan penting dilakukan dan mesti terus dikembangkan, mengingat metode dan analisis saat ini masih mengabaikan pengalaman perempuan sebagai subjek.

"Bahwa metode dan analisis penelitian politik selama ini masih mengabaikan pengalaman perempuan sebagai subyek. Masalah ini sudah muncul sejak tahun 1970-an," ujar peneliti dari Pusat Penelitian Politik LIPI Kurnawati Hastuti Dewi dalam webinar yang dipantau dari Jakarta, Rabu.

Kurniawati mengatakan minimnya subjek perempuan dalam studi politik dan analisis karena disebabkan struktur produksi pengetahuan serta referensi yang masih sangat maskulin atau didominasi laki-laki.

"Sehingga perlu pendekatan baru terkait gender dalam ilmu-ilmu sosial politik," kata dia.

Baca juga: Semangat Kartini dari Desa Linggasari

Selama ini, Kurniawati mencoba mengisi celah-celah ketimpangan itu dengan melakukan riset tentang perempuan, salah satunya tentang mereka yang menjadi kepala daerah. Riset tersebut telah dipublikasikan dalam berbagai jurnal internasional.

"Ini merupakan cita-cita agar pengetahuan dan pengalaman perempuan Indonesia tidak hanya berhenti di Indonesia, tetapi juga disebarkan di dunia luas agar menjadi sumber pengetahuan dunia," kata dia.

Dalam peringatan Hari Kartini ini keterlibatan perempuan dalam berbagai aspek pengetahuan telah memberikan sumbangsih besar. Seperti yang dilakukan Tjandrawati Mozef, peneliti dari Pusat Penelitian Kimia LIPI.

Ia menjadi salah satu peneliti perempuan yang fokus dalam meriset patogen termasuk virus SARS-CoV-2 penyebab pandemi COVID-19 yang saat ini menjadi momok menakutkan di seluruh dunia, termasuk Indonesia.

Baca juga: LBME dorong perempuan peneliti berkarier di dunia Iptek

Menurutnya, riset untuk mengatasi masalah penyakit infeksi akibat mikro organisme patogen sangat penting dan relevan, karena virus akan terus berdampingan dengan kehidupan manusia seiring dengan perubahan ekosistem bumi.

"Sebagian dari makhluk mikro merupakan patogen bagi manusia dan dapat menyebabkan kematian. Kita harus lebih peka terhadap permasalahan di luar dan membantu mencari solusinya," kata dia.

Pada masa pandemi ini, Tjandrawati dan tim mendeteksi RNA virus SARS-CoV-2 dengan metode RT-LAMP Turbidimetri yang sudah dimulai sejak tahun lalu.

Baca juga: Empat peneliti perempuan LIPI beri inspirasi "Kartini" Indonesia
Baca juga: Sastia, perempuan yang memimpin peneliti laki-laki di Jepang

Pewarta: Asep Firmansyah
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2021