Jambi (ANTARA News) - Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia Jambi minta pemerintah bertindak cepat mengatasi lonjakan harga yang kian tak terkendali menghadapi bulan puasa dan menyambut hari raya Idul Fitri 1431 Hijriah.

"Gerak cepat harus dilakukan, jangan sampai masyarakat menjerit dan resah baru pemerintah berbuat atau bertindak," kata Ketua Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Jambi Warasdi di Jambi, Selasa.

Sejumlah kebutuhan masyarakat, seperti beras, dan sebelumnya cabai meningkat tajam, dan meresahkan warga, namun pemerintah atau instansi terkait terkesan lamban menyikapinya.

Menurut Warasdi, jika benar produksi beras Jambi meningkat dan banyak dikirim atau dijual ke luar daerah, pemerintah harus berupaya mencegah produksi lokal itu jangan sampai keluar.

Selanjutnya bila kenaikan harga itu akibat ulah spekulan, instansi terkait juga harus tegas melacak gudang dan tempat penimbunan sembako tersebut, disertai sanksi keras, seperti pencabutan izin usaha dan lainnya.

"Gerak cepat dan sikap tegas pemerinta untuk mengatasi lonjakan harga sangat diharapkan masyarakat, bila perlu pelaku penimbun barang dmasukkan ke penjara," kata Warasdi.

Komentar berbeda juga diutarakan berbagai instansi terkait, seperti Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan menyatakan produksi beras meningkat, hanya saja lebih banyak dipasarkan ke luar darah.

Pernyataan Divisi Regional Badan Urusan Logistik Provinsi Jambi menyebutkan, lonjakan harga beras itu akibat ulah spekulan yang ingin meraih keuntungan dengan memanfaatkan situasi.

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jambi Hasan Basri ketika diminta tanggapannya tentang lonjakan harga tidak bersedia berkomentar dan minta konfirmasi masalah tersebut ditujukan kepada Asisten II Pemerintah Provinsi Jambi.

"Saya tidak mau berkomentar masalah lonjakan harga, sesuai hasil rapat koordinasi, yang berhak memberikan keterangan kepada wartawan hanya Asisten II Pemerintah Provinsi Jambi," kata Hasan Basri.

(M037/S026)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010