Sekarang pasar akan mengamati cerita jaringan pipa
New York (ANTARA) - Harga minyak sedikit lebih tinggi pada akhir perdagangan Senin (Selasa pagi WIB), setelah pipa bahan bakar utama Amerika Serikat (AS) dikatakan sebagian besar dapat dimulai kembali dalam seminggu setelah serangan siber memaksa penutupannya, saat para pedagang mempertimbangkan dampaknya.

Harga minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Juli naik empat sen atau 0,1 persen, menjadi ditutup pada 68,32 dolar AS per barel. Harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS untuk pengiriman Juni terkerek dua sen atau 0,03 persen, menjadi menetap di 64,92 dolar AS.

Kedua kontrak acuan meningkat lebih dari 1,0 persen minggu lalu, kenaikan mingguan kedua berturut-turut.

Potensi pertumbuhan permintaan AS telah mendorong harga minyak mentah, mengimbangi kekhawatiran bahwa pandemi Virus Corona yang muncul kembali di India akan memangkas permintaan di Asia.

Baca juga: Harga minyak berbalik naik, meski dibayangi lonjakan virus di India

Colonial Pipeline, operator jaringan pipa yang membawa bensin dan solar ke bagian timur dan tenggara AS, mengatakan pendekatan bertahap sedang dilakukan untuk memfasilitasi kembalinya layanan. Perusahaan menghentikan sementara semua operasi pipa setelah serangan keamanan siber pada Jumat (7/5/2021).

Colonial Pipeline, pipa bahan bakar terbesar di Amerika Serikat, mengatakan pada Senin (10/5/2021) pihaknya mengharapkan untuk "secara substansial" memulihkan layanan operasional pada akhir pekan.

Sistem ditutup oleh serangan siber pada Jumat (7/5/2021), dan pada Minggu (9/5/2021) beberapa saluran kecil telah dibuka kembali sementara jalur utama masih ditutup.

Minggu lalu, fokus pedagang telah bergeser ke faktor pendukung di sekitar pembukaan AS. "Sekarang pasar akan mengamati cerita jaringan pipa," kata Analis Senior Price Futures Group, Phil Flynn, di Chicago.

Baca juga: Harga emas naik lagi 6,3 dolar, reli untuk 4 hari beruntun

"Jika jaringan pipa tidak beroperasi untuk waktu yang lama, ini akan memiliki efek yang luas pada pasar minyak tidak hanya di AS, tetapi juga di Eropa," kata Analis Commerzbank, Carsten Fritsch.

“Meski begitu, saat ini diasumsikan gangguan pada jaringan pipa akan teratasi dalam hitungan hari, jadi dampaknya akan dibatasi.”

Gedung Putih bekerja sama dengan Colonial untuk membantu pemulihannya. Menteri Perdagangan Gina Raimondo mengatakan perbaikan pipa merupakan prioritas utama.

Pemerintah AS belum menerima permintaan apapun untuk mengesampingkan Undang-Undang Jones sebagai tanggapan atas penutupan pipa, juru bicara Bea Cukai dan Perlindungan Perbatasan AS mengatakan pada Senin (10/5/2021).

Baca juga: Kemarin, IHSG menguat hingga perpanjangan PPKM Mikro

Seorang pejabat tinggi keamanan nasional Gedung Putih mengatakan komunitas intelijen AS sedang bekerja untuk menentukan apakah peretas Colonial Pipeline memiliki hubungan dengan Pemerintah Rusia.

Anne Neuberger, Wakil Penasihat Keamanan Nasional untuk Dunia Maya, mengatakan kepada wartawan pada pengarahan Gedung Putih bahwa FBI telah melacak kelompok ransomware DarkSide setidaknya sejak Oktober lalu.

Sebuah rilis berita yang dikeluarkan atas nama DarkSide mengatakan tujuannya adalah untuk menghasilkan uang dan bukan menciptakan masalah bagi masyarakat.

Harga minyak mentah Brent telah meningkat lebih dari 30 persen tahun ini, didukung oleh pengurangan pasokan oleh Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan sekutunya, yang dikenal sebagai OPEC+, dan pelonggaran pembatasan pergerakan Virus Corona di Amerika Serikat dan Eropa.

Tetapi pandemi yang memburuk di Asia telah membebani harga minyak. Infeksi dan kematian Virus Corona India mendekati rekor tertinggi harian pada Senin (10/5/2021).

Baca juga: Saham Spanyol ditutup untung, Indeks IBEX 35 terangkat 0,94 persen

Baca juga: Saham Inggris setop keuntungan, Indeks FTSE 100 turun 0,09 persen

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2021