Badung (ANTARA) - Kepala Kesehatan Kodam (Kakesdam) IX/Udayana Kolonel Ckm dr. I Made Mardika mengatakan penggunaan Vaksin AstraZeneca batch CTMAV547 bukan ditarik, tetapi untuk sementara ditunda penggunaannya oleh pemerintah.
 
"Vaksin AstraZeneca batch CTMAV547 bukan ditarik tapi ditunda sementara oleh pemerintah karena ada kejadian khusus KIPI dan itu juga belum tentu karena vaksin AstraZeneca karena perlu pengujian lagi," kata dia dalam siaran persnya di Denpasar, Bali, Senin malam.
 
Ia mengatakan Vaksin AstraZeneca yang tersedia dan telah didistribusikan di wilayah Kodam IX/Udayana bukan Vaksin AstraZeneca batch CTMAV547.

Untuk seluruh wilayah Kodam IX/Udayan, termasuk Bali, telah menggunakan Vaksin AstraZeneca batch CTMAV514 dan CTMAV516 dan dinyatakan aman.
 
"Untuk Bali khususnya yang sudah kami pakai yaitu vaksin AstraZeneca batch CTMAV514 dan CTMAV516 itu aman-aman saja. Lalu, berdasarkan edaran dari Kementerian Kesehatan RI untuk di Bali itu dinyatakan aman," katanya.

Baca juga: Balikpapan kembalikan 3.200 dosis Vaksin AstraZeneca batch CTmAV547
 
Vaksin AstraZeneca untuk Bali khususnya telah digunakan mulai 20 Maret 2021 dengan menyasar daerah yang masuk dalam tiga wilayah green zero (Sanur, Ubud dan Nusa Dua) yaitu sebanyak 200 ribu dosis.
 
Selanjutnya, termasuk Mabes TNI melalui Mabesad juga menggunakan Vaksin AstraZeneca karena eranya juga menggunakan vaksin tersebut.
 
"Saat ini di Bali yang sudah divaksin hampir sekitar 50 persen dan mudah-mudahan sampai akhir Bulan Mei ini bisa dikebut lagi yaitu melalui kegiatan serbuan vaksinasi dengan menggunakan Vaksin AstraZeneca dan rencananya juga besok akan di-'launching' (diluncurkan) untuk diseluruh wilayah Kodam IX/Udayana," kata dia.
 
Ia mengajak semua lapisan masyarakat memahami bahwa Vaksin AstraZeneca untuk Bali dan Kodam IX/Udayana dalam kategori aman.
 
Vaksin tersebut juga sudah digunakan beberapa wilayah Bali, seperti Kabupaten Buleleng, Kediri, Tabanan, dan Jembrana dengan kategori yang bukan dinyatakan ditunda sementara oleh pemerintah.

Pewarta: Ayu Khania Pranishita
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2021