Jakarta (ANTARA) - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) menyatakan program Kampus Merdeka Vokasi dapat mengurangi angka pengangguran lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).

“Dengan Kampus Merdeka Vokasi, akan mengurangi pengangguran, khususnya lulusan SMK,” ujar Dirjen Pendidikan Vokasi Kemendikbudristek, Wikan Sakarinto dalam taklimat media secara daring di Jakarta, Kamis.

Baca juga: Kampus Merdeka Vokasi diluncurkan untuk integrasikan pendidikan vokasi

Kampus Merdeka Vokasi ada dua kategori, yakni pertama, Dana Kompetitif Kampus Vokasi yang terdiri dari program SMK-D2 Jalur Cepat, Program Peningkatan Prodi D3 menjadi sarjana terapan. Dana Kompetitif tersebut mencapai Rp90 miliar.

Kedua, Dana Pendanaan Kampus Vokasi yang terdiri dari tiga, yakni pengembangan Pusat Unggulan Teknologi, Hilirisasi Produk Riset Terapan, Startup Kampus Vokasi yang dibangun bersama Dunia Kerja. Total dana mencapai Rp180 miliar.

Dia menambahkan SMK diberikan tawaran untuk membuka program SMK-D2 Jalur Cepat. Program yang berlangsung selama 4,5 tahun tersebut menggabungkan antara SMK dan program D2.

Program tersebut diyakini dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) yang terampil dan unggul dalam waktu yang tidak lama.

“Dengan program ini, dapat membuat link and match antara lulusan SMK maupun D2 dengan dunia industri. Jadi, antara pendidikan vokasi dan industri semakin selaras,” ucapnya.

Dengan program SMK-D2 Jalur Cepat, siswa belajar di SMK selama enam semester yang mana satu semesternya adalah praktik kerja lapangan dan perkuliahan dilakukan selama tiga semester dan dua semester diantaranya adalah magang dan kuliah.

Baca juga: Beasiswa vokasi Kemendikbudristek bertujuan untuk siapkan SDM unggul

Baca juga: Kemendikbudristek: SMK Pusat Keunggulan bisa dikembangkan di daerah 3T


“Industri juga lebih diuntungkan, karena akan mendapatkan tenaga kerja yang lebih teknikal dan cepat karena tidak terlalu banyak yang diajarin seperti halnya D3,” katanya.

Untuk magang dilakukan seperti layaknya di Jerman, yakni magang sambil kuliah di industri. Misalnya bekerja dilakukan selama empat hari dalam sepekan, yang mana satu hari digunakan untuk perkuliahan atau pelatihan di industri. Program SMK-D2 Jalur Cepat tersebut, misalnya untuk posisi seperti ahli las.

Pewarta: Indriani
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2021