Jakarta (ANTARA) - Rektor Universitas Muhammadiyah Prof Dr HAMKA (Uhamka), Gunawan Suryoputro mengatakan pihaknya sudah menerapkan kebijakan Merdeka Belajar : Kampus Merdeka (MBKM) sejak lama.

“Sebelum Merdeka Belajar diluncurkan oleh Kemendikbudristek, Uhamka sudah menerapkan kebijakan tersebut sejak lama,” ujar Gunawan di Jakarta, Kamis.

Baca juga: IPB University raih tiga program hibah Merdeka Belajar Kampus Merdeka

Baca juga: Mendikbudristek sebut Program SMK-D2 Jalur Cepat akan semakin banyak


Dia menjelaskan untuk mencapai sumber daya manusia yang berkualitas, pihaknya telah menerapkan kurikulum yang terintegrasi. Dalam implementasinya, saat mahasiswa sudah mendapatkan ilmu dari kampus, kemudian dilatih ke lapangan untuk memberdayakan masyarakat. “Hal ini dikenal dengan teori Al-Maun,” paparnya.

Jika perguruan tinggi pada umumnya mengedepankan Tri Darma, yaitu pendidikan dan pengajaran, penelitian, dan pengabdian masyarakat, Uhamka, yang merupakan institusi di bawah naungan persyarikatan Muhammadiyah, mengedepankan catur darma, yaitu pendidikan dan pengajaran, penelitian, dan pengabdian masyarakat serta Al Islam dan Kemuhammadiyahan.

Gunawan meminta agar peringatan Hari Pendidikan Nasional dan Hari Kebangkitan Nasional yang sama-sama jatuh pada bulan Mei, tidak diperingati secara simbolik.

“Bagi Uhamka tidak hanya simbolik, tetapi betul-betul kita maknai, kita hayati dengan sungguh-sungguh dalam bentuk kerja-kerja yang tersistematis, terstruktur dan visioner,” kata Gunawan.

Oleh karena itu, perlu upaya untuk melayani pendidikan secara inklusif dan memberikan kesempatan untuk siapa saja.

Baca juga: Pemerintah padukan Kampus Merdeka dan Talent Scouting Academy

Baca juga: Kemendikbudristek anggarkan dana Rp1 triliun untuk Kampus Merdeka


Pewarta: Indriani
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2021