Banda Aceh (ANTARA) - Deputi Bidang Koordinasi Kedaulatan Maritim dan Energi Kemenko Kemaritiman dan Investasi RI Basilio Dias Araujo mengatakan Pulau Weh, Kota Sabang, Aceh, memiliki potensi investasi skala besar, terutama di bidang pelabuhan.

"Potensi investasi besar di bidang pelabuhan ini bisa dilihat dari posisi Sabang. Ratusan ribu kapal besar melewati Sabang melalui Selat Malaka. Ini merupakan peluang bisnis," kata Basilio Dias Araujo di Sabang, Jumat.

Basilio Dias Araujo didampingi sejumlah pejabat Kemenko Kemaritiman dan Investasi RI berkunjung ke Sabang dalam rangka menindaklanjutti kerja sama Badan Pengusahaan Kawasan Sabang (BPKS) dengan PT Krakatau Bandar Samudera (KBS).

Baca juga: Mendorong kebangkitan parekraf di ujung barat Indonesia

Basilio Dias Araujo mengatakan kalau dilihat dari segi lokasi, Sabang merupakan daerah strategis, khususnya di sektor kemaritiman. Tinggal bagaimana mengemasnya, sehingga menciptakan peluang bisnis.

"Pengembangan bisnis bisa di sektor logistik, kedaruratan, transit kru, dan banyak lagi. Ini kesempatan BPKS untuk membuka peluang bisnis tersebut," kata Basilio Dias Araujo.

Kepala BPKS Iskandar Zulkarnain mengatakan ada banyak fasilitas dan kemudahan hingga berpeluang besar berinvestasi di Sabang. Namun begitu. masih ada beberapa kendala yang masih harus diselesaikan dengan pemerintah pusat.

Baca juga: Menparekraf upayakan rute penerbangan ke Sabang dibuka kembali

"BPKS merupakan perpanjangan tangan pemerintah pusat. Namun, masih ada beberapa kendala yang masih harus diselesaikan, sehingga kewenangan itu bisa dilaksanakan maksimal," kata Iskandar Zulkarnain.

Menurut Iskandar Zulkarnain, dengan teratasi kendala tersebut, maka akan mempercepat investasi dan pengembangan pariwisata serta perikanan serta mempercepat terbukanya kembali konektivitas bandar udara dari dan ke Sabang.

"Karena itu, kami meminta dukungan Kemenko Kemaritiman dan Investasi RI memfasilitasi penyelesaian kendala tersebut, yang membatasi wewenang BPKS sebagai zona pelabuhan dan perdagangan bebas," kata Iskandar Zulkarnain.

Pewarta: M.Haris Setiady Agus
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2021