Brasilia (ANTARA) - Regulator kesehatan Brazil Anvisa bertemu dengan perwakilan anak perusahaan Johnson & Johnson Janssen pada Jumat (11/6) untuk membahas perpanjangan tanggal kedaluwarsa sejumlah 3 juta dosis vaksin COVID-nya yang dibeli oleh negara Amerika Selatan itu.

Sejumlah vaksin tersebut akan berakhir pada 27 Juni.

Janssen mengusulkan perpanjangan kadaluwarsa menjadi empat setengah bulan dari tiga saat ini, sebagaimana disetujui pada Kamis oleh Badan Makanan dan Obat (FDA) AS, kata Anvisa dalam sebuah pernyataan.

Regulator kesehatan itu diharapkan mengikuti persetujuan FDA. Keputusan akan datang pekan depan, kata Anvisa.

Vaksin-vaksin tersebut adalah kiriman pertama dari suntikan tunggal Janssen yang diharapkan Brazil diterima untuk mempercepat program vaksinasinya yang lambat. Negara ini menghadapi wabah virus corona paling mematikan ketiga di luar Amerika Serikat.

Brazil menandatangani kesepakatan dengan Janssen untuk menerima 38 juta dosis untuk pengiriman pada kuartal terakhir tahun ini, tetapi Menteri Kesehatan Marcelo Queiroga mengumumkan pada Kamis bahwa kiriman pertama akan tiba lebih awal. Dia tidak mengatakan kapan.

Pemerintah Brazil sedang diselidiki oleh komisi penyelidikan Senat atas keterlambatan dalam mengamankan vaksin tepat waktu, yang oleh para politisi kesalahannya terletak pada pandangan anti vaksin Presiden sayap kanan Jair Bolsonaro.

Sejauh ini hanya 14,5% penduduk yang telah divaksin lengkap dengan dua dosis terutama CoronaVac, yang dibuat oleh Sinovac Biotech Ltd China, dan vaksin yang dikembangkan oleh AstraZeneca dan Pfizer Inc.

Sejauh ini, 484.235 orang Brazil telah meninggal karena COVID-19, menurut data kementerian kesehatan.

Sumber: Reuters


Baca juga: Putin: Hubungan dengan AS pada titik terendah dalam beberapa tahun

Baca juga: Tokyo akan vaksinasi 18.000 pekerja dan relawan Olimpiade

Penerjemah: Mulyo Sunyoto
Editor: Fardah Assegaf
Copyright © ANTARA 2021