banyak yang membeli air bersih secara mandiri
Gunung Kidul (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, menambah volume distribusi air bersih kepada warga terdampak kekeringan sebanyak 26.067 kepala keluarga yang tersebar di 307 dusun dari 18 kecamatan.

"Hingga saat ini, total wilayah terdampak kekeringan di Gunung Kidul terdiri dari 40 dari 144 desa di 307 dusun, atau sekitar 26.067 kepala keluarga (KK)," kata Kepala Pelaksana BPBD Gunung Kidul Edy Basuki di Gunung Kidul, Selasa.

Ia mengatakan berdasarkan data BPBD Gunung Kidul, kecamatan yang paling parah terkena dampak kekeringan yakni Kecamatan Tepus. Di Kecamatan tersebut terdiri dari lima desa, 64 dusun, 232 RT, 7.283 KK, dan 28.292 jiwa.

Kemudian, Kecamatan Tanjungsari, jumlah warga terdampak 20.071 jiwa, Panggang 18.379 jiwa, Paliyan 12.264 jiwa, Girisubo, 5879 jiwa, Semin 3.364 jiwa, Rongkop 3.209 jiwa, Saptosari 1.014 jiwa, dan Kecamatan Patuk 106 jiwa.

"Agenda dropping terdekat, meliputi Kecamatan Semin, Tanjungsari, dan Girisubo. Titik penyerahan bantuan langsung ke RT masing-masing wilayah," katanya.

Baca juga: BPBD Gunung Kidul kirim air bagi warga terdampak kekeringan Juni
Baca juga: Tiga kapanewon di Gunung Kidul masih butuh distribusi air bersih


Terkait anggaran penanganan dampak kekeringan, lanjut Edi, tahun ini, BPBD mengalokasikan sekitar Rp700 juta. Sebanyak enam armada tangki pengangkut air telah disiapkan karena dana dropping sama dengan tahun lalu, diharapkan bisa mencukupi.

"Pengalaman tahun lalu, dari 18 kecamatan, hanya tiga wilayah meliputi Semin, Playen dan Karangmojo yang tidak mengajukan bantuan air ke BPBD,” katanya.

Sementara itu, Kepala Desa Ngloro, Kecamatan Saptosari, Heri Yuliyanto mengakui hujan kiriman Juni lalu sedikit banyak membuat bak penampungan air warga terisi. Namun karena beberapa hari terakhir sudah tidak turun hujan, sebagian membeli air bersih secara mandiri.

"Masyarakat banyak yang membeli air bersih secara mandiri, ada juga yang menunggu bantuan pemkab. Harga satu tangki dengan volume 5.000 liter sebesar Rp150 ribu sampai dengan Rp175 ribu, tergantung lokasi,” kata Heri Yulisanto.

Baca juga: 37 desa di Rote Ndao-NTT kekeringan, BPBD pasok air bersih
Baca juga: BPBD Karawang distribusikan bantuan air bersih ke daerah kekeringan
Baca juga: Puluhan desa di Ngawi ajukan bantuan air bersih

Pewarta: Sutarmi
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2021