awal Agustus, RSUD Nyi Ageng Serang sudah dapat memproduksi oksigen
Kulon Progo (ANTARA) - Pemkab Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, menyiapkan anggaran Rp3,5 miliar untuk pengadaan alat produksi oksigen di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Nyi Ageng Serang karena tingkat kebutuhan oksigen untuk pasien terkonfirmasi COVID-19 akan sangat tinggi.

Sekretaris Daerah (Sekda) Kulon Progo Astungkara di Kulon Progo, Senin, mengatakan sejak Sabtu (11/7) hingga saat ini, RSUD Nyi Ageng Serang mengalami kelangkaan oksigen karena pasokan dari distributor ada persoalan di pusat produksi oksigen yang ada di Jawa Tengah.

"Untuk mengatasi krisis oksigen, khususnya di RSUD Nyi Ageng Serang, kami melakukan refocusing anggaran untuk pengadaan alat memproduksi oksigen. Harapannya, tidak setiap saat terjadi kelangkaan oksigen di RSUD itu karena pasien terkonfirmasi COVID-19 sangat banyak," kata Astungkara.

Menurut dia, dengan kondisi Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat ini, maka setiap daerah dapat melakukan penjadwalan ulang penggunaan anggaran yang mendukung percepatan penanganan COVID-19.

"Kalau PPKM Darurat ini tidak berkepanjangan, maka tidak akan mempengaruhi anggaran lain, karena anggaran penanganan COVID-19 yang telah disiapkan sebesar Rp99 miliar pada 2021," katanya.

Baca juga: Pasien positif COVID-19 di Kulon Progo tambah 417 jadi 11.320 kasus
Baca juga: Tempat tidur rumah sakit rujukan COVID-19 di Kulon Progo terisi penuh


Direktur RSUD Nyi Ageng Serang Hunik Rimawati membenarkan rencana pengadaan alat untuk memproduksi oksigen di RSUD Nyi Ageng Serang.

"Sejak minggu kemarin, sudah ada dua pihak ketiga yang mempresentasikan alat memproduksi oksigen. Saat ini, kami masih melakukan kajian pihak ketiga yang akan ditunjuk dalam pengadaan alat ini, sesuai dengan anggaran yang kami siapkan," kata Hunik.

Ia mengatakan rencananya, alat pembuat oksigen ini dalam satu jam bisa menghasilkan dua tabung ukuran besar. Bila alat produksi oksigen ini dioperasikan selama 20 jam, maka mampu memproduksi sekitar 40 tabung. Sedangkan kebutuhan oksigen RSUD Nyi Ageng Serang rata-rata 30 tabung per hari, namun tergantung dari jumlah pasien COVID-19 yang ditangani.

"Minggu-minggu ini, kami akan menentukan pihak ketiga pemenang lelang. Alat produksi oksigen ini diproyeksikan dapat diselesaikan dalam waktu dua hingga tiga minggu, sehingga diharapkan pada awal Agustus, RSUD Nyi Ageng Serang sudah dapat memproduksi oksigen secara mandiri," katanya.

Hunik mengakui saat ini, RSUD Nyi Ageng Serang krisis oksigen. Saat ini, stok oksigen di RSUD Nyi Ageng Serang tinggal satu tabung, padahal jumlah pasien terkonfirmasi COVID-19 yang dirawat sebanyak 38 pasien, yang dirawat di bangsal sebanyak 30 orang, dan delapan orang di Instalasi Gawat Darurat. Di IGD ini terjadi kelebihan pasien, karena kapasitasnya hanya lima pasien.

"Kami masih melakukan koordinasi dengan puskesmas untuk permohonan bantuan oksigen. Semoga pasokan segera dikirim," harapnya.

Baca juga: Kelebihan pasien COVID-19, IGD RSUD Wates Kulon Progo tutup
Baca juga: Puluhan tenaga kesehatan di Kulon Progo terpapar COVID-19

 

Pewarta: Sutarmi
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2021