Medan (ANTARA) - Permintaan sekam kopi atau selaput kopi dari Korea Selatan terus meningkat ke Sumut yang sudah mulai mengekspor produk itu.

Kepala Balai Besar Balai Karantina Pertanian Belawan, Andi PM Yusmanto di Medan, Senin, mengatakan, dalam beberapa bulan terakhir, Sumut bukan hanya mengekspor biji kopi mau pun bubuk kopi.

Namun juga mengekspor limbah atau sisa kulit/sekam kopi .

Sekam kopi itu diolah lagi untuk berbagai produk mulai jok kenderaan dan termasuk merupakan bahan pupuk alami (bahan organik kaya akan sumber hayati).

Pada April 2021, misalnya ekspor sekam kopi atau selaput kopi sudah sebanyak 21 ton dengan nilai ekspor Rp36, 750 juta.. "Diharapkan eksportir bisa terus memenuhi permintaan sekam kopi itu dari Korsel dan negara lain yang berminat juga, " ujarnya.

Meski masih kecil, ekspor sekam kopi itu sangat menggembirakan karena menambah varian/jenis produk ekspor Sumut.

Dia mengakui, hingga dewasa ini, komoditas ekspor Sumut terbesar masih didominasi minyak sawit dan produk turunannya, kopi biji, pinang, serta karet dan produk karet.

Pasar ekspor Sumut terbesar antara lain ke Malaysia, Singapura, RRT, AS dan Eropa. "Balai Karantina Pertanian Belawan terus. mendorong ekspor produk baru termasuk andaliman yang sudah mulai diekspor, " ujar Andi Yusmanto.

Selain produk baru, Balai Karantina Pertanian Belawan juga mendorong perluasan pasar ekspor dan eksportir baru.

Hingga semester I 2021, ada penambahan 124 perusahaan eksportir sehingga total eksportir yang mengekspor tercatat 387 perusahaan.
 

Pewarta: Evalisa Siregar
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2021