Di 2021, kita kembangkan kemitraannya dengan menghimpun beberapa riset terpadu
Jakarta (ANTARA) - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengembangkan kemitraan dengan perguruan tinggi (PT) guna penguatan masyarakat dalam menghadapi bencana, termasuk pandemi COVID-19.

"Di 2021, kita kembangkan kemitraannya dengan menghimpun beberapa riset terpadu untuk mencari strategi penguatan masyarakat dalam kesehatan, ekonomi dan budaya yang antisipatif dalam menghadapi bencana, termasuk pandemi," ujar Pelaksana tugas Direktur Sistem Penanggulangan Bencana BNPB Mohammad Robi Amri dalam diskusi daring yang dipantau dari Jakarta, Selasa.

Robi mengatakan pengembangan kemitraan tersebut guna mendorong kolaborasi pentaheliks BNPB dalam penanggulangan bencana, yang memanfaatkan fungsi Tri Dharma Perguruan Tinggi.

Baca juga: Antisipasi penanggulangan bencana inklusif perlu sinergi pentahelix

Khususnya dalam penanganan COVID-19, mulai 2020 pihaknya bersama Perguruan Tinggi telah mengembangkan program Kuliah Kerja Nyata (KKN) tematik COVID-19.

Ribuan mahasiswa dalam program tersebut dikerahkan untuk melakukan edukasi kepada masyarakat tentang protokol kesehatan dan memberi bentuk pengabdian berupa fasilitas sarana prasarana untuk 3M (mencuci tangan, menjaga jarak, memakai masker).

"Menyiapkan tempat cuci tangan, mengedukasi ekonomi saat PSBB juga kami lakukan di 2020," kata dia.

Baca juga: Kepala BNPB tinjau vaksinasi anak di Pekanbaru

Langka tersebut juga termasuk dalam sinergi BNPB dan Perguruan Tinggi untuk membangun kultur penanggulangan bencana lebih adaptif dan antisipatif, kata Robi.

Sementara itu, Direktur Pengembangan Strategi Penanggulangan Bencana BNPB Agus Wibowo mengatakan pihaknya juga memberikan fasilitas bagi para mahasiswa melakukan riset kebencanaan.

"Di tempat saya, banyak mahasiswa melakukan riset di BNPB secara daring. Kita berikan data, dan kita membimbing mereka," ujar dia.

Baca juga: Kepala BNPB minta warga jaga imun meskipun terinfeksi virus

Sebelumnya, antisipasi dan penanggulangan bencana di Indonesia yang inklusif, termasuk bencana kesehatan COVID-19, perlu dilakukan dengan sinergi pentaheliks, menurut Direktur Pengembangan Strategi dan Penanggulangan Bencana Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Agus Wibowo.

Menurut Agus, perlu adanya kolaborasi antara pemerintah, akademisi, dunia usaha, media serta partisipasi masyarakat di dalamnya, termasuk dalam hal ini untuk promotor yang dilatih oleh Program LeaN On (Leaving No One behind) yang bekerja di Puskesmas untuk melakukan survelians, tracing dan testing.

Baca juga: BNPB kembali serahkan bantuan dukung penguatan Posko PPKM di Medan

"Kolaborasi ini penting agar penanganan bencana berjalan secara cepat," ujar Agus.

LeaN On merupakan sebuah program Risk-Communication and Community Engagement (RCCE) yang diluncurkan sebagai inisiatif tambahan oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan INVEST DM yang bertujuan untuk mendukung penanganan COVID-19 di Indonesia. Program ini didukung oleh United State Agency for International Development (USAID) Indonesia melalui Empowering Access to Justice (MAJu) - The Asia Foundation (TAF).

Baca juga: Kepala BNPB paparkan strategi kendalikan penyebaran COVID-19 di Medan



 

Pewarta: Devi Nindy Sari Ramadhan
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2021