Jakarta (ANTARA) - Produsen mobil Korea Selatan SsangYong Motor Co berencana menerima proposal akuisisi hingga pertengahan September, demikian dikutip dari Kantor Berita Yonhap, Senin.

Perusahaan yang tengah kekurangan uang itu berencana menerima tawaran dari pembeli potensial hingga 15 September. Sejauh ini, total 11 investor dari dalam dan luar negeri telah mengajukan letter of intent untuk mengambil alih SsangYong.

Baca juga: Terlilit utang, SsangYong jual pabrik

Di antara kandidat utama adalah SM Group, yang bisnisnya seputar konstruksi hingga manufaktur suku cadang mobil dan Edison Motors Co., yang telah bekerja sama dengan dana ekuitas lokal, Korea Corporate Governance Improvement (KCGI).

Pada bulan April, SsangYong ditempatkan di bawah kurator pengadilan untuk kedua kalinya setelah menjalani proses yang sama satu dekade sebelumnya.

Langkah itu dilakukan ketika induk perusahaan India Mahindra & Mahindra Ltd. gagal menarik investor karena pandemi COVID-19 yang berkepanjangan dan status keuangan yang memburuk.

Dari Januari hingga Juli, penjualannya turun 15 persen menjadi 48.229 mobil dari 56.846 pada periode yang sama tahun lalu. Jajarannya terdiri dari SUV Tivoli, Korando, Rexton dan Rexton Sports.

SAIC Motor Corp. yang berbasis di China mengakuisisi 51 persen saham SsangYong pada 2004 tetapi melepaskan kendalinya atas produsen mobil tersebut pada 2009 setelah krisis keuangan global.

Pada 2011, Mahindra mengakuisisi 70 persen saham SsangYong seharga 523 miliar won dan kini memegang 74,65 persen saham di produsen mobil yang berfokus pada SUV itu.

SsangYong berencana untuk mengubah portofolio bisnisnya dan mengembangkan setidaknya lima model kendaraan listrik selama empat tahun ke depan.

Perusahaan saat ini bertujuan untuk meluncurkan kendaraan listrik pertamanya, Korando Emotion, di pasar Eropa pada bulan Oktober.

Dalam langkah-langkah swadaya, 4.700 karyawan SsangYong mulai mengambil cuti dua tahun yang tidak dibayar secara bergilir pada bulan Juli sambil menerima perpanjangan pemotongan upah dan menangguhkan tunjangan kesejahteraan hingga Juni 2023.

Bulan lalu, perusahaan memutuskan untuk menjual jalur produksinya di Pyeongtaek, 70 kilometer selatan Seoul, dan mencari lokasi baru untuk membangun jalur perakitan baru untuk kendaraan listrik.


Baca juga: SsangYong Korando e-Motion masuki fase produksi

Baca juga: SsangYong terlilit utang, terancam bangkrut

Baca juga: SsangYong akan dibeli perusahaan AS?
Pewarta:
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2021