COVID-19 telah menjadi penanda babak baru proses pembelajaran
Jakarta (ANTARA) - Rektor Universitas Terbuka (UT) Prof Ojat Darojat mengatakan pemerataan akses pendidikan tinggi semakin tinggi untuk terciptanya pemerataan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas.
 

“Selama perjalanan panjang 37 tahun UT, berbagai rintangan telah dihadapi. Pandemi COVID-19 yang melanda Indonesia telah menjadi penanda babak baru proses pembelajaran, yang bergeser dari tatap muka menuju pembelajaran dalam jaringan,” ujar Ojat dalam peringatan Dies Natalis UT ke-37 yang dipantau di Jakarta, Sabtu.
 

Dia menambahkan selama 37 tahun, UT terus mendukung program-program pendidikan yang telah diagendakan pemerintah. Salah satunya seperti yang disampaikan Presiden Joko Widodo pada peringatan Hardiknas 2 Mei 2021, yang menekankan pendidikan berkualitas untuk semua yang bersifat inklusif dan menjangkau seluruh Tanah Air.
 

“Sebagai respon arahan Presiden Jokowi tersebut, UT telah berupaya membuka kesempatan kuliah di UT dengan mengedepankan inklusifitas, yang bisa diakses siapapun sesuai dengan konsep dan makna kata terbuka pada nama UT,” jelas dia.
 

Saat ini UT memiliki daya jangkau dengan terdapat 39 kantor cabang atau Unit Program Belajar Jarak Jauh (UPBJJ) dan satu pusat pengelolaan mahasiswa luar negeri telah mampu mewujudkan pendidikan untuk semua. UT juga memiliki 869 kelompok belajar dan 50 sentra layanan UT.
 

“UT telah memberi kesempatan pada masyarakat untuk bisa mendapat pendidikan tinggi berkualitas tanpa hambatan jarak dan waktu,” terang dia.

Baca juga: Mendikbud: UT menjadi contoh kampus akselerasi penggunaan teknologi

Baca juga: Mendikbud didukung untuk munculkan lebih banyak guru perubahan

 

Pihaknya juga berupaya meningkatkan daya jangkau, sehingga calon mahasiswa yang berada di daerah terdepan, terluar dan tertinggal (3T) bisa mendapatkan akses pendidikan tinggi, tanpa harus meninggalkan kampung halaman dan juga pekerjaannya.
 

UT memberikan peningkatan layanan pendidikan bagi mahasiswa yang berasal dari daerah 3T seperti pelatihan pembelajaran jarak jauh, assignment workshop dan exam clinic.
 

“Layanan ini penting agar mahasiswa UT dapat menjadi pembelajar jarak jauh yang tangguh,” imbuh dia.
 

Pada masa pandemi COVID-19, UT juga memberikan relaksasi pendidikan mahasiswa yang terdampak. Bantuan yang telah diberikan yakni sebanyak Rp16 miliar.
 

UT juga membantu perguruan tinggi lain dalam melakukan pembelajaran jarak jauh (PJJ), yakni memberikan layanan platform PJJ. Pihaknya juga membuka akses pembelajaran digital bagi semua dosen dan mahasiswa. Hal itu upaya dalam membangun SDM unggul melalui ekosistem pembelajaran digital. Dia juga menargetkan dalam waktu dekat, mahasiswa UT dapat mencapai satu juta mahasiswa.
 

Ketua Senat UT, Prof Chanif Nurcholis, berharap UT semakin masif berkontribusi dalam memberikan layanan PJJ pada masyarakat. Selain itu juga diharapkan kompetensi lulusan dan juga dosen setara dengan kampus terbuka lainnya di dunia.

Baca juga: Rektor: 12.000 mahasiswa kampus konvensional ambil mata kuliah di UT

Baca juga: Selama pandemi UT luluskan 50 mahasiswi pekerja migran di Hong Kong

 

Pewarta: Indriani
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2021