Jabar rasio guru 0,032 namun mampu mendapatkan indeks nilai sebesar 128,61, Jatim 0,034 dengan indeks nilai 119,52, dan Banten 0,035 tetapi mampu mencapai indeks 113,30.
Jakarta (ANTARA) - VP Marketing Ruangguru Ignatius Untung Surapati mengatakan rasio guru dibandingkan dengan banyaknya jumlah siswa tidak selalu berpengaruh terhadap kualitas pendidikan yang ada di suatu daerah.

“Jadi dari sini kita melihat bahwa kalau mau bilang rasio guru dibandingkan jumlah siswa ini berperan terhadap kualitas pendidikan, tidak selalu ternyata dari sini. Kita lihat patter nya tidak ketemu,” kata Untung dalam Media Gathering Kompetisi Sains Ruangguru yang terpantau secara daring di Jakarta, Rabu.

Berdasarkan data PISA tahun 2018, disebutkan dari 79 negara yang terdaftar Indonesia menempati peringkat ke 74. Padahal, sistem pendidikan di Indonesia merupakan keempat yang terbesar di dunia.

Melihat data tersebut, Untung mengatakan bangsa Indonesia sebenarnya adalah bangsa yang besar. Namun, bila berbicara secara kualitas masih berada di bawah terutama dalam bidang sains.

"Secara kualitas itu masih di bawah terutama di bidang sains. Itu agak menyedihkan. Ada beberapa yang di bawah tetapi penyebarannya nanti bisa dilihat," kata dia.

Lebih lanjut ia membeberkan data yang dimiliki oleh pihaknya, provinsi yang memiliki rasio guru lebih rendah dari jumlah siswa seperti Jawa Barat, Jawa Timur dan Banten justru cederung lebih mampu meraih nilai yang tinggi dalam setiap mata pelajaran.

Provinsi Jawa Barat misalnya, memiliki rasio guru sebesar 0,032 namun mampu mendapatkan indeks nilai sebesar 128,61. Rasio guru di Jawa Timur yakni 0,034 dengan indeks pencapaian nilai sebesar 119,52. Sedangkan rasio guru di Banten mencapai 0,035 tetapi mampu mencapai indeks 113,30.

Untung mengatakan menariknya terdapat provinsi yang memiliki rasio guru lebih tinggi dibandingkan jumlah siswa, namun nilai yang diraih justru lebih rendah.

“Sementara Aceh itu nomor satu. Rasio guru dibanding siswa 0,072 jadi cukup baik, tetapi ternyata indeksnya tidak begitu mengimbangi,” kata dia saat menjelaskan terdapat provinsi yang memiliki nilai pelajaran lebih rendah.

Lebih lanjut dia menjabarkan pada Provinsi Aceh, rasio guru yang ada berkisar 0,072 namun indeks nilai yang dicapai justru rendah yakni 72,16. Selanjutnya Maluku Utara memiliki rasio guru sebesar 0,059 tetapi indeks nilai berkisar 13,00. Nusa Tenggara Timur juga memiliki indeks nilai rendah di angka 26,33 padahal rasio guru di Provinsi tersebut sebesar 0,050.

Ia mengatakan, walaupun aspek ekonomi, rasio guru dibanding siswa, dan rasio guru per sekolah kerap dianggap berkontribusi terhadap dunia pendidikan, namun data miliknya yang berasal dari KSR (Kompetisi Sains Ruangguru) tersebut tidak menunjukkan hal tersebut.

“Yang atas ada yang merah, di bawah ada yang lebih merah lagi. Padahal harusnya sudah hijau. Jadi sama sekali kita lihat, tidak terlalu bisa dijadikan pegangan. Ada beberapa provinsi yang rasio gurunya baik tetapi nilainya enggak begitu baik,” ujar dia.
Baca juga: Dewan Pendidikan Makassar sebut kualitas pendidikan menurun
Baca juga: Wakil Ketua MPR: Pembelajaran adaptif tingkatkan kualitas pendidikan
Baca juga: DPD RI paparkan langkah tingkatkan kualitas pendidikan


Pewarta: Hreeloita Dharma Shanti
Editor: Muhammad Yusuf
Copyright © ANTARA 2021