Pekanbaru (ANTARA) - Balai Besar Konservasi Sumberdaya Alam (BBKSDA) Riau, merelokasi harimau sumatra yang berkonflik dengan warga di Teluk Lanus, Siak, ke Pekanbaru, Kamis pagi, setelah berhasil masuk perangkap dibuat oleh tim BBKSDA Riau.

"Harimau sumatra tersebut dibawa ke Pekanbaru guna mendukung tindakan observasi oleh tim medis, untuk membandingkan apakah sama ciri fisik dengan yang menyerang warga sekaligus untuk disesuaikan dengan tangkapan kamera trap (tersembunyi)," kata Pelaksana harian Kepala BBKSDA Riau, Hartono kepada wartawan di Pekanbaru, Kamis.

Harimau sumatra yang didapati masuk kerangkeng perangkap tim itu belum dipastikan apakah yang memangsa remaja (16) bernama Makta Afarel (MA).

Dari informasi sebelumnya, seekor harimau sumatra telah menerkam seorang remaja yang dilaporkan tewas dengan kondisi kepala putus dan hilang di Desa Teluk Lanus Kabupaten Siak, pada Ahad (29/8) sekitar pukul 18.30 WIB. .

Baca juga: KLHK gagalkan penjualan kulit harimau dan janin rusa di Riau

Baca juga: Jejak harimau sumatera ditemukan di kebun sawit wilayah Pelalawan Riau


"Upaya mencocokkan ciri-ciri harimau itu dibutuhkan, karena sebelumnya setelah menerima laporan tim yang turun ke lapangan telah memasang beberapa kamera trap di sekitar lokasi," katanya.

Untuk itu, katanya lagi, rekaman kamera trap nantinya akan dicocokkan dengan harimau yang ditangkap. Apakah harimau itu yang memangsa korban tentu akan dianalisa.

"Setelah masuk kerangkeng jebakan pada pukul 6.00 WIB, harimau sumatra itu diobservasi dulu, untuk melihat adanya luka-luka karena harus dirawat terlebih dahulu," ujar Mahfud.

Setelah sembuh, katanya, pihaknya akan mempertimbangkan tempat relokasi harimau tersebut dengan dua cadangan lokasi pelepasan yakni Colina di kawasan RAPP, atau restorasi ekosistem Riau, di Teluk Meranti, Pelalawan dan relokasinya ditentukan oleh tim medis.*

Baca juga: Polda Riau waspadai penjualan satwa dilindungi di media sosial

Baca juga: Korban serangan harimau Sumatera dirawat inap di Puskesmas Kampar

Pewarta: Frislidia
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2021