Jakarta (ANTARA) - Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi (Ditjen Vokasi), Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) menyelenggarakan Pelatihan Instalasi Perangkat Nirkabel (Wireless) dan Gelombang Mikro (Microwave) untuk Guru Kejuruan SMK yang bekerjasama dengan Kantor Staf Presiden (KSP) dan Huawei Indonesia.

Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi, Wikan Sakarinto mengatakan pendidikan vokasi merupakan bagian penting dari sistem pendidikan nasional yang memiliki posisi strategis untuk mewujudkan sumber daya manusia dan tenaga kerja yang berkualitas.

“Paradigma pendidikan vokasi dengan industri harus berubah, SMK tidak hanya menyiapkan lulusan sendirian dan industri tidak sebagai penerima lulusan saja, namun diharapkan keduanya dapat bersinergi secara aktif sejak awal proses pembelajaran untuk mempersiapkan lulusan vokasi agar memiliki kompetensi keterampilan teknis (hard skills) maupun keterampilan nonteknis (soft skills) serta karakter sesuai kebutuhan dunia kerja,” ujar Wikan dalam keterangan tertulisnya yang diterima di Jakarta, Kamis.

Baca juga: Kemendikbudristek dorong inovasi jadi solusi masalah desa

Wikan menambahkan, guru sebagai garda terdepan dalam kemajuan pendidikan vokasi perlu meningkatkan kompetensinya, terlebih lagi perkembangan teknologi yang pesat menuntut guru untuk bisa adaptif terhadap perubahan serta memiliki kreativitas dalam memberikan pengajaran kepada peserta didik.

“Pelatihan ini sebagai bentuk upskilling dan reskilling guru SMK, dan diharapkan pengetahuan yang sudah didapatkan oleh para guru dapat ditransfer kepada para peserta didik di sekolahnya masing-masing sehingga mereka mendapatkan kompetensi yang dibutuhkan saat bekerja kelak,” harap dia.

Menurut Wikan, melalui pelatihan untuk para guru sekolah vokasi itu, mereka akan dibekali dengan beragam pengetahuan tentang teknologi terbaru serta studi kasus-studi kasus dari Huawei yang akan membantu dunia pendidikan memahami kebutuhan nyata industri beserta kualifikasi atas SDM yang dibutuhkan. Hal tersebut diharapkan dapat akan meningkatkan kompetensi SDM Vokasi beserta para peserta didik.

Pelaksana tugas (Plt) Direktur Kemitraan dan Penyelarasan Dunia Usaha dan Dunia Industri (Mitras DUDI), Saryadi dalam laporannya mengatakan, pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman guru kejuruan SMK di bidang komputer dan jaringan khususnya pada perangkat nirkabel dan gelombang mikro.

“Kegiatan pelatihan ini diselenggarakan di Huawei ASEAN Academy Engineering Institute Jakarta selama enam hari. Pelatihan ini merupakan tindak lanjut kerja sama antara Kemendikbudristek dengan Huawei Indonesia yang telah berlangsung sejak tahun 2019,” jelas Saryadi.

Baca juga: Kemendikbudristek perjuangkan afirmasi tambahan untuk seleksi PPPK

Sebelumnya, sudah ada 502 peserta didik SMK yang mengikuti pelatihan Instalasi Perangkat Nirkabel dan Gelombang Mikro. Untuk tahun 2021, total peserta yang akan mengikuti pelatihan sebanyak 140 guru kejuruan dari SMK yang ditetapkan sebagai pelaksana Program SMK Pusat Keunggulan yang dibagi menjadi tujuh angkatan.

Setiap angkatan akan diikuti oleh 20 guru. Selain itu, para peserta pelatihan diminta untuk melakukan alih pengetahuan baik teori atau praktik kepada peserta didik di sekolahnya masing-masing kepada minimal 60 peserta didik. Peserta pelatihan adalah para pendidik di SMK yang mengajar mata pelajar sistem komputer jaringan, sistem informasi dan aplikasi, dan kompetensi keahlian teknik elektronika industri.

“Harapannya, hasil dari pelatihan ini meningkatkan keterampilan peserta didik yang sesuai dengan kebutuhan industri. Salah satunya adalah peningkatan teknologi kejuruan sesuai dengan keahlian dan kemutakhiran kebutuhan industri, dunia kerja (IDUKA). Terima kasih kepada para guru yang telah menunjukkan komitmen bersama memajukan SMK,” kata Saryadi.

Kepala Staf Kepresidenan (KSP), Jenderal TNI (Purn) Dr Moeldoko, mengatakan program sinergis pelatihan untuk para pengajar (Training for Trainers) antara Ditjen Diksi dan Huawei Indonesia itu sangat strategis dalam mendukung kebutuhan industri terhadap lulusan-lulusan SMK siap kerja secara berkelanjutan dan akseleratif.

Melalui program itu para guru SMK dapat memperoleh pelatihan langsung dari Huawei yang telah diakui sebagai pemimpin industri TIK global. Dengan basis kemampuan mengajarnya, ilmu yang telah diperoleh para guru dari para pakar tentunya akan lebih mudah ditularkan kepada muridnya, sehingga proses alih pengetahuan dan teknologi menjadi lebih efektif. ***3***

Baca juga: Pemerintah-Huawei gelar pelatihan perangkat "wireless" untuk guru SMK

Pewarta: Indriani
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2021