Harapannya kita bisa jadi negara yang menguasai teknologi startup
Jakarta (ANTARA) - Gerakan nasional "Ignition 1000 Startup Digital" yang digagas Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) diharapkan bisa menghadirkan lebih banyak solusi untuk menjawab permasalahan- permasalahan dengan mengembangkan kearifan lokal.

Harapan itu disampaikan oleh Direktur Jendral Aplikasi Informatika Kementerian Kominfo Semuel Abrijani Pangerapan setelah melihat pertumbuhan perusahaan rintisan digital yang masif di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir yang bahkan di tengah pandemi tetap bertumbuh.

"Harapannya kita bisa jadi negara yang menguasai teknologi startup. Karena ada banyak permasalahan di Indonesia pada proses transformasi seperti saat ini," kata Semuel dalam konferensi pers virtual, Sabtu.

Baca juga: Kominfo: Startup berkontribusi terhadap ekonomi digital

Saat ini sudah sangat banyak perusahaan rintisan digital yang hadir di Indonesia namun masih memiliki fokus layanan di kota-kota besar seperti kota tier 1 dan tier 2.

Potensi di kota tier 3 dan tier 4 yang belum tersentuh oleh para perusahaan rintisan yang kini ada, diharapkan bisa digali potensinya oleh para talenta digital yang mengikuti gerakan nasional "Iginition 1000 Startup Digital".

Terhitung ada 1160 startup digital ikut berpartisipasi dalam acara yang terdiri dari seminar hingga workshop yang dihelat secara hibrid.

Baca juga: Kominfo buka program inkubasi Startup Studio gelombang dua

Semuel menyebutkan gerakan itu berbasiskan dua tema yaitu tematik dan daerah.

Untuk skema startup daerah, ada 20 daerah yang dipetakan dan didalami permasalahannya dan diharapkan bisa ada solusi tepat lewat pendekatan kearifan lokal.

Startup juga nantinya akan diperkenalkan dengan model bisnis lainnya sehingga ekosistem yang kini ada bisa diperkuat dengan model bisnis yang belum tersedia.

"Kita kenalin juga bisnis itu gak cuma B2B atau B2C tapi juga ada C2G atau B2G. Ini bisnis yang belum pernah digarap, kan pemerintah juga butuh transformasi digital. Ini kita butuh solusi lainnya, kita juga mau membukakan wawasan teman- teman (peserta)," ujar Semuel.

Dalam gerakan nasional itu, Kementerian Kominfo turut menggandeng Modal Ventura (Venture Capital) anak bangsa yaitu BRI Venture untuk bisa mengembangkan potensi startup di Indonesia.

Chief Investment Officer BRI Venture William Gozali mengatakan program pengembangan kemampuan para talenta digital itu sejalan dengan potensi di masa depan.

Baca juga: Kominfo buka Startup Studio Indonesia gelombang tiga

Para startup yang baru terjun, memiliki peluang besar menghadirkan solusi-solusi kearifan lokal yang menjadi kunci dan keuntungan di pasar Indonesia.

Selain itu sudah ada banyak pembelajaran dari para pendahulu yang meniti karir lewat jalur startup sehingga proses uji coba dan kesalahan yang sudah pernah ada bisa ditanggulangi dengan lebih baik

"Animo investor juga terus tumbuh dan program sejenis ini pun membuat proses trial and error menjadi efektif dan efisien. Kalau startup angkatan pertama butuh waktu panjang untuk jadi unicorn maka dengan adanya program ini diharapkan jadi lebih singkat,"ujar William.

Salah satu perwakilan startup yang juga aktif di ekosistem Indonesia yaitu Xendit juga turut mengapresiasi langkah pemerintah mengadakan gerakan nasional "Ignition 1000 Startup Digital" karena bisa mempercepat kematangan ekosistem digital di Indonesia.

Kondisi saat ini Indonesia menempati posisi keempat sebagai negara dengan startup terbanyak secara global dan dengan gerakan nasional memfasilitasi para startup baru tentu ekosistem digital Indonesia bisa semakin kuat lagi.

"Kita memiliki potensi besar, dengan dukungan pemerintah tentunya pasti akan ada banyak dan makin cepat startup yang akan menjadi unicorn ke depannya," ujar Founder dan COO Xendit Tessa Wijaya.

Baca juga: Kominfo nilai SDM mumpuni kunci kuasai teknologi digital

Baca juga: Startup Studio Indonesia "batch" 2 masuki tahap akhir

Baca juga: Tips menggaet investor untuk pendiri startup pemula

Pewarta: Livia Kristianti
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2021