Guru harus jadi pelopor, guru harus jadi contoh, teladan
Jakarta (ANTARA) - Ketua Umum PGRI, Unifah Rosyidi mengatakan revolusi mental sejatinya ialah ruh dari pendidikan, dimana persoalan-persoalan yang dihadapi dunia saat ini terletak pada bagaimana mental berorientasi pada penyelesaian masalah.

"Seperti halnya di kala pandemi saat ini, beragam tantangan berdatangan mulai dari manajemen pembelajaran daring atau tatap muka, penyesuaian teknologi, hingga perubahan iklim dan pemanasan global," kata Unifah dalam keterangannya yang diterima ANTARA, Jumat.

Sehingga, guru sebagai tenaga pendidik memiliki peran sentral sebagai aktor penggerak Revolusi Mental untuk mengubah karakter yang fixed mindset ke growth mindset atau cara pikir yang adaptif terhadap segala perubahan yang akan dihadapi.

"Semua menuntut perubahan, namun melalui Revolusi Mental kita belajar bagaimana harus bergotong royong," kata Unifah.

Unifah mengatakan hal tersebut saat Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) bekerja sama dengan Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) yang dipimpin Muhadjir Effendy menggelar Workshop “Sekolah Pelopor Gerakan Nasional Revolusi Mental” pada Rabu (29/9) secara virtual.

"Guru harus jadi pelopor, guru harus jadi contoh, teladan, dan kita semua berusaha berjalan ke arah sana," ujarnya.

Hal senada dikatakan Sekjen PGRI sekaligus Ketua Panitia, Dudung Abdul Qodir, mengapresiasi atas terselenggaranya workshop hasil kerjasama PGRI dan Kemenko PMK tersebut.

Baca juga: Pendidik berkarakter tularkan semangat revolusi mental

Baca juga: Pemerintah bangun gerakan solidaritas nasional penanganan COVID-19


Ia berharap melalui Sekolah Pelopor Gerakan Nasional Revolusi Mental, maka nilai-nilai Revolusi Mental pun dapat dikembangkan lebih lanjut untuk dapat dilakukan sebagai dari kehidupan sehari-hari, dengan melibatkan kerjasama yang baik antara pengawas, kepala sekolah, guru, siswa, orang tua, dan masyarakat di lingkungan sekolah.

Sementara itu, Deputi Bidang Revolusi Mental, Pemajuan Kebudayaan dan Prestasi Olahraga, Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) Didik Suhardi yang ikut hadir dalam giat tersebut menjelaskan, revolusi mental merupakan titah presiden melalui Instruksi Presiden Nomor 12 Tahun 2016 tentang Gerakan Nasional Revolusi Mental.

"Untuk melaksanakan dan mengarahkan Revolusi Mental secara terencana dan sistematis sesuai dengan tujuannya, Revolusi Mental masuk dalam Prioritas Nasional pada RPJMN Tahun 2020-2024. Sesuai visi Presiden Jokowi, terwujudnya Indonesia maju yang berdaulat, mandiri dan berkepribadian berlandaskan gotong royong," kata dia.

Gerakan ini, masih kata Didik, antara lain untuk mengubah cara pikir, cara kerja dan cara hidup bangsa Indonesia yang mengacu nilai-nilai integritas, etos kerja, dan gotong royong berdasarkan Pancasila yang berorientasi pada kemajuan dan kemoderenan.

Tak hanya itu, lanjut Didik, GNRM memiliki tema tahunan hingga 2024 mendatang. 2021 di masa pandemi, fokus nilai yang digaungkan adalah gotong royong 'Bersama Merajut Negeri Hadapi Pandemi'. 2022 konteksnya bangkit dari pandemi fokus nilai 'Etos Kerja' dengan tema "Teguhkan Tekad, Bangkit demi Negeri", 2023 pesta demokrasi dengan fokus nilai 'Integritas' mengangkat tema "Jaga Integritas Diri untuk Satukan Negeri".

"Untuk 2024 konteksnya berkelanjutan, yakni Integritas, Etos Kerja dan Gotong Royong. Tema kampanye yang diangkat adalah "Lestarikan Budaya Bangsa, Teguhkan Bhinneka Tunggal Ika!," katanya.

Baca juga: Kemenko PMK gandeng UMSU diseminasi Gerakan Nasional Revolusi Mental

Baca juga: NU-Muhammadiyah apresiasi gerakan nasional revolusi mental

 

Pewarta: Feru Lantara
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2021