Jakarta (ANTARA) -
Kepala Dinas Pembinaan Mental TNI Angkatan Laut (Kadisbintalal) Laksamana Pertama TNI Ian Heryawan mengatakan, digitalisasi masjid merupakan salah satu upaya untuk mengontrol dan mengantisipasi paham-paham radikalisme.

"Dengan digitalisasi masjid diharapkan ada aplikasi yang disiapkan untuk memudahkan monitoring atau kontrol terlebih bila dikaitkan dengan isu-isu radikalisme saat ini. Ke depan, pimpinan TNI AL bisa memonitor seluruh kegiatan prajurit, termasuk upaya peningkatan kesejahteraan, baik kesejahteraan takmir masjid, penceramah atau mubaligh di lingkungan TNI AL," kata Kadisbintalal di sela-sela Acara Digitalisasi Manajemen Masjid, di Mabes TNI Cilangkap, Jakarta Timur, Rabu.

Acara Digitalisasi Manajemen Masjid yang diikuti oleh 50 orang peserta itu merupakan upaya meningkatkan pelayanan umat di era teknologi informasi.

Menurut Laksma Ian, untuk mengantisipasi masuknya paham-paham radikalisme, maka pemikiran atau "mindset" takmir masjid perlu diseragamkan pemahamannya tentang nilai-nilai agama.

Baca juga: Kemenhub dan TNI AL gelar vaksinasi pelajar di Pelabuhan Patimban

"Sehingga memahami nilai-nilai agama tidak bersifat parsial, tetapi universal. Nilai-nilai agama yang rahmatan lil 'alamiin ini betul-betul dirasakan oleh jajaran TNI AL dan masyarakat pada umumnya. Agama itu memberikan kesejukan dan kedamaian," ujar Ian.

Terkait pelaksanaan digitalisasi masjid ini, dia berharap tiap-tiap masjid menyiapkan fasilitas yang berkaitan dengan IT, sehingga ke depan efektivitas dan efisiensi pelayanan kepada umat itu semakin meningkat.

"Ini kita rasakan tantangan kekinian cukup menantang, sehingga kami harus hadir khususnya pengurus masjid," tuturnya.
 
Dia juga berharap ke depannya tidak hanya di lingkungan Jakarta dan seluruh masjid TNI AL serta masjid-masjid seluruh Indonesia karena Disbintal TNI AL bekerja sama dengan BSI, yang bekerja sama Dewan Masjid Indonesia (DMI) untuk digitalisasi masjid ini.

Untuk daerah perbatasan, tambah Ian, pihaknya secara teknis belum menjangkau masjid-masjid di perbatasan.
 
"Ini bagian dari garapan kami. Kami juga ingin seluruh KRI yang sedang beroperasi di tengah laut dan perbatasan bisa merasakan manfaat dari aplikasi ini, sehingga di KRI aplikasi ini dan sistem ini bisa berjalan. jadi tidak ada lagi alasan di KRI tidak ada ustaz nya atau perwira rohaninya untuk belajar soal agama," kata Ian Heryawan.

Pewarta: Syaiful Hakim
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2021