tantangannya bukan hanya sisi infrastruktur, tetapi juga perubahan perilaku
Jakarta (ANTARA) - Direktur Utama BPJS Kesehatan Ali Ghufron Mukti mengatakan pihaknya mendorong upaya penerapan digitalisasi layanan kesehatan di fasilitas kesehatan.
 

“BPJS Kesehatan juga senantiasa mendorong penerapan digitalisasi pelayanan kesehatan di fasilitas kesehatan. Namun dalam pelaksanaannya, masih terdapat sejumlah tantangan diantaranya ketersediaan akses jaringan komunikasi data, sarana dan prasarana dan tentu bagaimana efektivitas dan mutu atas layanan yang diberikan. Untuk itu sangat diperlukan kolaborasi antara semua pihak untuk menjawab tantangan tersebut,” kata Ghufron dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Kamis.
 

Ghufron mengungkapkan, layanan digital yang diterapkan tentu akan berdampak pada efisiensi dan efektivitas biaya karena proses bisnisnya menjadi lebih sederhana. BPJS Kesehatan telah mengembangkan berbagai inovasi dan terobosan berbasis teknologi informasi untuk menunjang penyelenggaraan Program JKN-KIS.
 

Ketua Dewan Pengawas BPJS Kesehatan Achmad Yurianto mengungkapkan, berbagai terobosan layanan kesehatan berbasis teknologi informasi yang dikembangkan BPJS Kesehatan diharapkan dapat berdampak pada kualitas layanan, penguatan sarana dan prasarana, serta perubahan budaya dan perilaku masyarakat di era digitalisasi.
 

“Pandemi COVID-19 mendorong kita untuk berbenah dalam pemanfaatan teknologi informasi. Digitalisasi bukan barang baru namun merupakan keharusan. Namun tantangannya bukan hanya pada sisi infrastruktur, tetapi juga menyentuh perubahan perilaku dan budaya untuk menggunakan dan memanfaatkan teknologi informasi. Sehebat apapun yang dibangun tanpa peran aktif dan perubahan budaya individu tidak akan terwujud,” kata Yurianto.
 

Menteri Koordinator Pemberdayaan Manusia dan Kebudayaan, Muhadjir Effendy, mengatakan tantangan digitalisasi layanan harus didukung oleh kualitas pengelolaan data. Validasi data yang dibentuk bagi pengelola layanan digital harus bisa dipertanggungjawabkan serta berkualitas.
 

“Dengan begitu manfaat dari digitalisasi layanan diharapkan dapat memberikan dampak yang signifikan bagi kualitas layanan. Lebih jauh, dengan kualitas data yang mumpuni akan membentuk Big Data yang berkualitas dan membantu Pemerintah dalam menyusun berbagai kebijakan ke depannya,” kata Muhadjir.

Dalam pertemuan yang dihadiri oleh fasilitas kesehatan, asosiasi fasilitas kesehatan, serta asosiasi profesi secara daring ini, Direktur Mutu dan Akreditasi Ditjen Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI, Kalsum Komaryani, menjelaskan berbagai upaya yang dilakukan Kementerian Kesehatan menjawab tantangan digitalisasi bidang kesehatan di Indonesia. Menurut Kalsum, pemanfaatan teknologi informasi dalam bidang kesehatan telah diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan.

Baca juga: Dirut BPJS Kesehatan: Peran satuan pengawas internal RS penting

Baca juga: BPJS Kesehatan bersama Komisi IX DPR pantau puskesmas di Samarinda

 

“Isu ketahanan kesehatan di masa pandemi COVID-19 memang salah satu fokus Kementerian Kesehatan saat ini. Digitalisasi menjadi peluang untuk memutus rantai penularan virus, dari sisi pembiayaan juga lebih efektif. Ketersediaan regulasi salah satu tantangan dalam implementasi digitalisasi layanan kesehatan,” kata Kalsum.
 

Plt Dirjen Penyelenggaraan Pos dan Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika, Ismail, menyebut Pemerintah terus berupaya menghadirkan infrastruktur jaringan sampai ke pelosok wilayah Indonesia. Pemerintah kini tidak hanya bisa menunggu perusahaaan operator, namun juga berinisiatif dan telah menganggarkan pembangunan jaringan internet (signal 4G) seluruh desa di Indonesia.

Targetnya akhir tahun 2022 seluruh desa di Indonesia sudah dapat mengakses signal 4G.
 

“Diharapkan upaya tersebut juga akan mengakomodir kebutuhan jaringan internet seluruh fasilitas kesehatan. Kominfo bekerja keras menuntaskan isu infrastruktur ini. Namun kami mengimbau, bahwa pimpinan fasilitas kesehatan juga mulai membangun kultur digitalisasi ini di wilayahnya,” kata Ismail.
 

BPJS Kesehatan sendiri, terus melakukan upaya perbaikan layanan melalui digitalisasi layanan kesehatan antara lain dengan mengurangi antrean pelayanan melalui pemanfaatan face recognition dan teknologi artificial intelligence, antrean elektronik yang terkoneksi dengan aplikasi Mobile JKN, display informasi ketersediaan tempat tidur, display informasi jadwal operasi di rumah sakit dan yang terbaru adalah simplifikasi rujukan pelayanan hemodialisa serta thalasemia di rumah sakit.

Dari sisi administrasi klaim, BPJS Kesehatan juga telah mengembangkan e-Claim Primer, Virtual Claim (V-Claim), Verifikasi Digital (Vidi), dan Digitalisasi Audit Klaim (Defrada).
 

Dalam pertemuan tersebut, BPJS Kesehatan juga memberikan apresiasi kepada fasilitas kesehatan paling berkomitmen dalam terhadap mutu pelayanan bagi peserta JKN-KIS, sebagai berikut :

Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama untuk kategori puskesmas, yakni Puskesmas Kecamatan Ciracas, Kota Jakarta Timur, Puskesmas Temon I, Kabupaten Kulon Progo​​​​​​, Puskesmas Plaju, Kota Palembang.
 

Kategori Klinik Pratama, yaitu Klinik Citra Media 2, Kota Medan, Klinik Mercubaktijaya, Kota Padang, Klinik Amalia, Kabupaten Muara Enim


Penghargaan Kategori Dokter Praktik Perorangan diberikan kepada Dr. Mutiara Dian Puspita Rini, Kabupaten Kudus, Dr. Wiyogo, Kota Medan dan Dr. Fauzul Wildan Suaidi, Kota Batu


Penghargaan untuk Kategori Dokter Gigi diberikan kepada

Drg. Suhodo, Kabupaten Temanggung​​​​​​​, Drg. Anjar Ariansyah Sejati, Kota Jayapura, Drg. Juniati Bandaso, Kabupaten Toraja.

Penghargaan Kategori RS D Pratama diberikan ke​​​​​​​ RSP Gerbang Sehat Mahalu, Kabupaten Mahakam Ulu​​​​​​​, RSUD Pratama Reda Bolo – Kabupaten Sumba Baray Daya dan RS D Pratama Kabupaten Nias Utara, Kabutapen Nias Utara


Kategori rumah sakit untuk Kategori RS Tipe A : RSU Bhayangkara Tingkat I R Said Sukanto, DKI Jakarta​​​​​​​, RSUD Dr. H. Abdul Moeloek, Bandar Lampung, RS Jiwa Tampan, Pekanbaru.​​​​​​​

Kategori RS Tipe B diberikan ke RSUD Kabupaten Jombang, Jawa Timur​​​​​​​, RSUD Budhi Asih, DKI Jakarta, RSUD Dr. Rubini Mempawah, Kalimantan Barat.


Kategori RS Tipe C diberikan ke RSU Pamanukan Medical Center, Jawa Barat, RSU Islam Kustati, Jawa Tengah, RSUD Dr. Rubini Mempawah, Kalimantan Barat.

 

Kategori RS Tipe D diberikan ke RS Islam Aisyiyah Nganjuk, Jawa Timur,  RS PKU Muhammadiyah Sragen, Jawa Tengah

3. RSU Permata Blora, Jawa Tengah.


RS Kategori Khusus untuk  Kategori Presentasi Terbaik – RSUD Dr. H. Abdul Moeloek, Bandar Lampung dan Kategori Kerjasama Terbaru – RS Provita Jayapura.

Baca juga: BPJS Kesehatan minta RS ajukan berkas lengkap klaim COVID-19

Baca juga: Peserta segmen PBI rasakan manfaat JKN-KIS


Pewarta: Indriani
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2021