Jakarta (ANTARA) - Plt Direktur Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kementerian Kesehatan, Arianti Anaya mengatakan Kemenkes terus menjamin penyerapan obat dengan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) yang tinggi.

“Dengan adanya aturan-aturan yang mendukung TKDN, diharapkan adanya pemanfaatan bahan baku lokal yang makin besar. Kami, tentunya akan menjamin pasar obat dalam negeri dengan TKDN tinggi,” kata Arianti dalam “Forum Nasional Kemandirian dan Ketahanan Industri Sediaan Farmasi” yang dipantau di Jakarta, Selasa.

Baca juga: Kemenkes: TKDN minimal untuk industri farmasi akan naik jadi 55 persen

Selain itu, guna mendorong peningkatan TKDN untuk produk farmasi dalam negeri, pemerintah melalui Kemenkes juga menyusun rencana dan strategi (renstra) untuk mempercepat ketahanan industri sediaan farmasi nasional.

Renstra tersebut menargetkan Indonesia dapat memproduksi 10 molekul atau Bahan Baku Obat (BBO), 10 alat kesehatan, dan 14 vaksin reguler sampai 2024.

“Sebagian besar masih impor dan ini menjadi sasaran target ke depan untuk diproduksi di dalam negeri,” katanya.

Untuk menarik investasi agar Indonesia dapat mencapai target produksi tersebut, Arianti mengatakan pemerintah akan membuat regulasi untuk memastikan bahwa produk kesehatan dalam negeri akan diserap oleh pengguna, seperti dokter, perawat, dan tenaga kesehatan mau menggunakan produk ini.

“Tentunya industri dalam negeri harus mampu membuat produk-produk yang berdaya saing, bukan hanya untuk dikonsumsi dalam negeri, tapi juga diekspor ke negara-negara lain,” imbuhnya.

Baca juga: Industri farmasi ingin TKDN obat segera direalisasikan

Baca juga: Dukung TKDN, Kemenperin dukung sertifikasi produk farmasi


Ia meyakini bahwa Indonesia akan mampu memenuhi target renstra 2024, karena memiliki banyak sumber daya alam (SDA) untuk diolah menjadi produk farmasi.

“Kita negara dengan SDA cukup banyak yang bisa dimanfaatkan, baik untuk bahan baku obat tradisional maupun obat kimia. Juga ada produk-produk biologi yang bisa kita kembangkan, tentu melalui kerja sama dengan akademisi dan BPOM, kita berkomitmen untuk mengembangkan produk-produk dalam negeri,” kata Arianti.

Pewarta: Sanya Dinda Susanti
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2021