Berbagai tugas yang saya laksanakan semata untuk menjaga keutuhan NKRI sesuai amanah konstitusi.
Jakarta (ANTARA) - Marsekal TNI (Purn) Hadi Tjahjanto membagikan pengalaman hidupnya selama mengabdi sebagai Panglima TNI pada periode 8 Desember 2017-17 November 2021 dalam buku biografi berjudul “Mengabdi untuk Rakyat”.

Dalam buku yang ditulis oleh dua jurnalis senior Yadi Hendriana dan Herik Kurniawan, Hadi menceritakan berbagai tantangan yang ia hadapi selama menjadi Panglima TNI, termasuk di antaranya saat ia harus mengerahkan pasukan membantu Pemerintah menanggulangi dampak pandemi COVID-19.

“Buku ini berisikan sebuah pengalaman panjang dedikasi saya sebagai seorang prajurit TNI, termasuk di antaranya ketika saya diamanahkan tongkat komando sebagai Panglima TNI,” kata Hadi dalam siaran tertulisnya yang diterima di Jakarta, Senin.

Ia menerangkan buku setebal 161 halaman itu, juga memuat kisah hidupnya semasa kecil, yang tumbuh besar di keluarga tentara, serta mimpinya menjadi prajurit TNI.

“Berbagai tugas yang saya laksanakan semata untuk menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia sesuai amanah konstitusi dengan memberikan bakti terbaik bagi rakyat,” ujar dia.

Hadi Tjahjanto lahir dari pasangan Serma (Purn) Bambang Sudarso dan Nur Sa'adah, di Malang, Jawa Timur pada 8 November 1963.

Ayahnya merupakan seorang pensiunan TNI AU, dan itu mendorong Hadi muda untuk melanjutkan pengabdian ayahnya sebagai prajurit.

Hadi pun memulai kariernya sebagai prajurit TNI AU setelah lulus dari Akademi Militer Angkatan Udara pada 1986.

Puncak pengabdian Hadi sebagai prajurit, sebagaimana diceritakan dalam biografinya itu, dimulai saat ia menjabat sebagai Panglima TNI. Ia merupakan salah satu Panglima TNI yang menjabat cukup lama, yaitu lebih dari 3 tahun.
Baca juga: Marsekal Hadi: Tempatkan TNI sebagai perekat kemajemukan


Di bawah kepemimpinan Hadi, TNI memiliki sejumlah satuan baru, antara lain Komando Operasi Khusus (Koopssus) TNI dan Komando Gabungan Wilayah Pertahanan (Kogabwilhan) TNI.

“Kesatuan-kesatuan itu dibentuk sesuai kebutuhan dan tantangan zaman yang terus berubah dan semakin meningkatnya ancaman nyata terhadap kedaulatan NKRI,” kata dia dalam siaran tertulisnya.

Tidak hanya itu, Hadi Tjahjanto saat menjabat sebagai Panglima TNI juga membentuk Sistem Siber TNI.

“Sistem siber menjadi salah satu pertahanan dalam menghadapi tantangan di masa mendatang yang kian kompleks,” ujar Hadi Tjahjanto.

Dari berbagai tantangan yang dihadapi oleh Hadi selama menjabat sebagai Panglima TNI, ia menyampaikan Papua dan pandemi COVID-19 merupakan isu-isu yang jadi perhatian.

Dalam biografinya yang disunting oleh Marsma TNI dr Mukti Arja Berlian, Hadi menyampaikan selalu berkeyakinan persoalan Papua, mulai dari separatisme, teroris, sampai ekonomi dan politik harus diselesaikan lewat dialog dan pendekatan yang humanis.

Kemudian pada tahun-tahun terakhir masa kepemimpinannya, Hadi lanjut menceritakan strateginya membantu Pemerintah menekan laju penyebaran COVID-19.

Hampir tiap hari sampai menjelang ia purnabakti, Hadi berkeliling ke berbagai daerah dari Sumatera sampai Papua memastikan para prajurit turun langsung membantu vaksinasi massal dan isolasi pasien COVID-19, menegakkan aturan pembatasan dan protokol kesehatan, serta mengerahkan prajurit untuk bertugas sebagai dokter dan perawat.

Usai purnabakti, Hadi Tjahjanto lewar biografinya itu masih terus mengingatkan masyarakat untuk tetap waspada dan disiplin mematuhi protokol kesehatan.
Baca juga: Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa lanjutkan program Marsekal Hadi
Baca juga: Marsekal Hadi Tjahjanto doakan Jenderal Andika Perkasa

Pewarta: Genta Tenri Mawangi
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2021