Jakarta (ANTARA) - Pemerintah Pusat secara konsisten berkomitmen memenuhi stok vaksin COVID-19 bagi sebagai bagian dari program penanganan pandemi COVID-19 serta menjaga agar kesehatan dan keamanan warga negaranya.

Hal itu terbukti dengan kembali didatangkannya vaksin AstraZeneca sebagai bagian dalam tahap ke- 138 kedatangan vaksin COVID-19 di Indonesia.

“Pemerintah Indonesia secara konsisten dan bertahap terus menambah stok vaksin, termasuk dengan kedatangan 1,7 juta dosis vaksin AstraZeneca kali ini," ujar Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik (IKP) Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Usman Kansong dalam keterangan tertulisnya, Selasa.

Usman menyebutkan secara umum Indonesia telah melangsungkan vaksinasi COVID-19 secara nasional hampir setahun lamanya dimulai dari Januari 2021.

Total penduduk Indonesia yang telah menerima vaksin COVID-19 saat ini sudah mencapai 138 juta penduduk untuk dosis pertama.

Sementara ada sekitar 94 juta penduduk sudah menerima dosis lengkap dari vaksin yang diformulasikan memberikan kekuatan imun pada tubuh jika terpapar virus SARS-CoV-2.

Capaian pemberian vaksin COVID-19 kepada masyarakat umum itu tentu tak lepas dari langkah pemerintah yang tak berhenti menyediakan vaksin COVID-19 sehingga masyarakat dapat dengan mudah mengakses vaksin itu.

Persiapan matang untuk penyediaan stok vaksin dari Pemerintah Pusat pun sejalan dengan program percepatan vaksinasi yang dilakukan oleh para Pemerintah Daerah.

Mengikuti arahan dari Presiden Joko Widodo, distribusi vaksin yang baru datang ke Tanah Air dipastikan akan terus dilakukan ke berbagai daerah di Indonesia lainnya.

Secara nasional Indonesia memiliki target besar dalam hal pemberian vaksin COVID-19 dengan jumlah target sebanyak 208 juta penduduk.

Meski saat ini sudah melebihi persentase 50 persen, namun Pemerintah Pusat berharap baik Pemda maupun masyarakat umum bisa aktif berpartisipasi menyukseskan vaksinasi nasional itu.

Salah satu contohnya adalah dengan percepatan pemberian vaksin kepada golongan lanjut usia (lansia).

Usman mengatakan berdasarkan data Satuan Tugas (Satgas) COVID-19 kelompok lansia memiliki risiko paling tinggi terpapar COVID-19 yaitu sebesar 46 persen namun capaian pemberian vaksin COVID-19 pada kelompok itu masih rendah.

"Karena itu, pemerintah terus menggencarkan program vaksinasi nasional di seluruh penjuru negeri," katanya.

Selain jaminan ketersediaan stok vaksin dan upaya percepatan vaksinasi, pemerintah juga terus memberikan edukasi kepada masyarakat, khususnya bagi yang masih ragu dan enggan untuk divaksinasi.

Usman menegaskan vaksin COVID-19 menjadi cara melindungi diri terhadap ancaman virus SARS-CoV-2 yang telah bermutasi menjadi banyak varian.

"Jangan ambil risiko dengan menganggap pandemi telah berakhir. Di samping menerima vaksin kita tetap harus menjaga dan menjalankan protokol kesehatan," tutup Usman.



Baca juga: Tangkal Omicron, India janjikan lebih banyak vaksin COVID ke Afrika

Baca juga: CEO Moderna: Vaksin sepertinya kurang ampuh lawan Omicron

Baca juga: WHO sebut vaksin masih penting untuk lawan Omicron


Pewarta: Livia Kristianti
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2021