Semua vaksin, apa saja, bisa dipakai untuk booster maupun vaksinasi reguler. Yang penting ada dan tersedia dulu
Jakarta (ANTARA) - Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Laksana Tri Handoko mengatakan vaksin Merah Putih bisa dimanfaatkan sebagai "booster" dan vaksinasi reguler vaksin COVID-19.

"Semua vaksin, apa saja, bisa dipakai untuk booster maupun vaksinasi reguler. Yang penting ada dan tersedia dulu," katanya saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Jumat.

Ia mengatakan tantangan periset dalam mengembangkan vaksin secara umum tidak mudah karena diperlukan banyak sekali uji coba untuk mendapatkan formula yang paling optimal dalam mendapatkan bibit vaksin.

Bibit vaksin itu juga harus berstandar Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) sesuai regulasi.

Menurut dia industri di Tanah Air sudah siap untuk pengembangan dan produksi vaksin baru dengan dua platform, yakni berbasis virus yang dilemahkan/dimatikan (inactivated virus) dan protein rekombinan.

Saat ini, progres pengembangan vaksin Merah Putih yang paling cepat adalah yang dikerjakan oleh tim dari Universitas Airlangga (Unair) Surabatya yang bekerja sama dengan PT Biotis, dan tim dari Lembaga Biologi Molekuler Eijkman yang bekerja sama dengan PT Bio Farma.

"Eijkman mengembangkan platform bibit vaksin berbasis sub-unit protein rekombinan, sementara Unair mengembangkan bibit vaksin berbasis virus yang dimatikan atau diinaktivasi," katanya. 

Pihaknya menekankan target utama pengembangan vaksin Merah Putih bukan untuk "juara" efikasi, karena selama memenuhi standar Badan Kesehatan Dunia (WHO), yakni efikasi di atas 50 persen, maka vaksin sudah bisa digunakan, demikian  Laksana Tri Handoko  .

Baca juga: BRIN: Eijkman fokus peningkatan yield bibit vaksin Merah Putih

Baca juga: Triwulan I 2021 target Unair serahkan bibit vaksin ke perusahaan

Baca juga: BRIN: Izin edar darurat Vaksin Merah Putih ditargetkan medio 2022

 

Pewarta: Martha Herlinawati Simanjuntak
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2021